Tim tikor raskin di kabupaten/kota tolong proaktif mengecek beras yang mau didistribusikan ke masyarakat penerima manfaat, cek, selesai di bulog jangan sampai ke penerima manfaat ada yang tidak layak konsumsi,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa meminta tim tikor kabupaten/kota untuk proaktif mengecek kelayakan beras subsidi bagi masyarakat berpendapatan rendah (raskin).
"Tim tikor raskin di kabupaten/kota tolong proaktif mengecek beras yang mau didistribusikan ke masyarakat penerima manfaat, cek, selesai di bulog jangan sampai ke penerima manfaat ada yang tidak layak konsumsi," kata Mensos di Jakarta, Selasa.
Usai rapat pengendalian dan percepatan pelaksanaan program raskin, Mensos mengatakan, rakyat terlalu jauh untuk bisa membawa contoh raskin yang tidak layak ke gudang.
Maka yang dilakukan adalah proaktif dari pemerintah kabupaten/kota melalui tim tikor raskin yang harus mengecek langsung beras yang akan dibagikan ke masyarakat layak konsumsi.
"Kalau dari gudang itu layak konsumsi di titik bagi kok tidak layak konsumsi, berarti ada sesuatu di dalam proses perjalanan sampai titik penerima manfaat. Dengan begitu maka proses untuk bisa mengawal ketepatan kualitas itu bisa sama-sama proaktif berbenah," tambah dia.
Mensos memastikan beras raskin yang disediakan pemerintah berkualitas medium. Tapi di lapangan masih ditemukan raskin yang berwarna kekuning-kuningan, berjamur ataupun berkutu.
"Sering kali orang membayangkan beras raskin itu persepsinya adalah beras itu kekuning-kuningan, beras itu kadang berkutu, berjamur. Saya sampaikan bahwa kualitas beras raskin berkualitas medium," katanya.
Jika masih ditemukan beras dengan kualitas di bawah medium, maka penerima raskin dapat menukar beras ke bulog dalam waktu 1x24 jam.
Untuk stok raskin Mensos memastikan mencukupi dan aman hingga beberapa bulan ke depan. Seperti di Situbondo aman hingga 10 hulan ke depan, bahkan Bondowoso hingga 12 bulan.
"Stoknya aman, maka saya memastikan berikutnya kualitasnya aman setelah itu harus dipastikan sampai ke penerima manfaat aman pada jumlah 15 kilogram per keluarga," jelas Mensos.
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015