Jakarta (ANTARA News) - Penyakit diabetes perlu menjaga tingkat gula darahnya, terutama yang mengalami komplikasi akibat penyakit ini.

Studi dalam jurnal Endocrine Society's Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, memperlihatkan, orang yang menderita diabetes dan mengalami komplikasi, lebih besar kemungkinannya mengalami gangguan penurunan kognitif atau demensia.

"Kami menemukan, perkembangan diabetes dan pengalaman individu mengalami komplikasi akibat penyakit ini meningkatkan risiko demensia," kata penulis studi dari National Taiwan University College of Public Health, Wei-Che Chiu, MD, PhD.

Dalam studi itu, para peneliti melakukan studi selama 12 tahun lamanya. Hal ini dilakukan untuk mengindentifikasi 431.178 orang berusia di atas 50 tahun yang menderita diabetes.

Mereka mencatat jumlah partisipan studi yang masuk rumah sakit karena demensia setelah terdiagnosa menderita diabetes.

Untuk mengevaluasi perkembangan diabetes masing-masing individu, para peneliti mengadaptasi indeks angka keparahan komplikasi diabetes--alat untuk memprediksi kematian, perawatan di antara penderita diabetes.

Hasil penelitian menunjukkan, sekitar 26.856 orang atau 6,2 persen penderita diabetes terdiagosa demensia. Risiko berkembangnya demensia bahkan lebih besar pada mereka yang mengalami komplikasi.

"Studi menunjukkan mengapa sangat penting bagi penderita diabetes (dibantu tenaga kesehatan) mengontrol tingkat gula darah mereka. Mengontrol penyakit dapat membantu mencegah demensia di kemudian hari," tutur Chiu seperti dilansir Medical News Today.

Diabetes terjadi saat pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin atau tubuhnya tidak mampu memanfaatkan insulin sebagaimana mestinya untuk memproses gula.

Ketika kadar gula darah tinggi, maka komplikasi serius bisa terjadi. Komplikasi ini di antaranya bisa menyebabkan kebutaan, gagal ginjal dan penurunan aliran darah yang berujung pada amputasi bagian tubuh tertentu.


Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015