"Pemimpin KPK harus punya jiwa petarung sejati. Dia harus berani mengambil risiko dalam menyelesaikan kasus korupsi," ujar Syafii ketika ditemui di Gedung KPK di Jakarta, Senin.
Menurut dia, dengan adanya permasalahan kepemimpinan di KPK diharapkan bisa memunculkan figur pemimpin yang lebih berkualitas dan mampu membawa lembaga tersebut kepada tingkat yang lebih tinggi.
"Dengan masalah yang ada sekarang, semestinya bisa menaikkan citra dan kinerja KPK. Ini jadi kesempatan yang baik bagi KPK," kata mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah tersebut.
Panitia Seleksi (Pansel) KPK telah menyelesaikan tes tahap kedua yang diikuti oleh 190 orang dari jumlah total 194 orang yang seharusnya hadir, dengan demikian empat peserta dinyatakan gugur atau tidak lolos dalam seleksi tersebut.
Pada ujian tertulis tersebut para peserta mengikuti uji objyektif berupa tes pilihan ganda dengan soal seputar perundang-undangan yang berkaitan dengan pemberantasan korupsi, UU KPK, serta pengorganisasian lembaga KPK.
Pada sesi akhir tes tersebut para peserta diwajibkan membuat makalah dengan judul "Permasalahan Korupsi di Indonesia", dengan permasalah yang dibahas antara lain kondisi dan perkembangan korupsi serta penanggulangannya.
Selanjutnya, tantangan kelembagaan KPK dan hubungannya dengan organisasi lain, strategi dan rencana aksi penanggulangan korupsi.
Dengan waktu pembuatan makalah dibatasi hanya tiga jam, para peserta diwajibkan mengerjakan dengan tulis tangan, peralatan dibatasi alat tulis dan kertas, maksimal tulisan 10 lembar, dan dilarang melihat referensi apa pun.
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015