Mereka berempat akan bergabung dengan delegasi lain dari tujuh negara serta para pemimpin terkemuka dari kawasan Asia yang berasal dari sektor swasta, pemerintah, dan akademik untuk membicarakan masalah-masalah transportasi tingkat regional dan terlibat dalam dialog bersama para mahasiswa yang terpilih.
"Para mahasiswa nantinya akan saling bekerja sama untuk mempresentasikan ide-ide mereka mengenai bagaimana mengatasi permasalahan transportasi tersebut," ujar Managing Director Hitachi Asia Ltd Hirohiko Morisaki dalam siaran yang diterima Antara di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan program HYLI menunjukkan komitmen Hitachi untuk turut berkontribusi terhadap pembangunan dan keberlanjutan ASEAN di masa depan.
"Kami menyadari bahwa generasi mendatang dari pemimpin-pemimpin muda saat ini akan menciptakan Asia yang lebih baik. Oleh karena itu, sebagai perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial, Hitachi akan menyediakan sebuah sarana yang dapat mempertemukan mahasiswa dan para ahli dalam bidang masing-masing di kawasan Asia Tenggara, guna memfasilitasi diskusi yang menyeluruh mengenai berbagai tantangan yang dihadapi sebagai satu kesatuan," tuturnya.
Pada mulanya, HYLI diikuti oleh enam negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Jepang. Sejak HYLI ke-8, Vietnam ikut bergabung disusul dengan Myanmar yang akan bergabung dalam HYLI tahun ini.
Sejak didirikan oleh Hitachi, Ltd. pada 1996, Program HYLI telah mempertemukan 280 mahasiswa terbaik dengan berbagai latar belakang dan kewarganegaraan di Asia.
Tiap tahunnya, empat mahasiswa terbaik dengan usia di bawah 28 tahun dipilih untuk mewakili negara mereka masing-masing dalam program HYLI.
Tema utama dari penyelenggaraan HYLI tahun ini adalah ASEAN Perspectives on the Social and Environmental Challenges of Designing and Implementing Public Transportation Systems.
Pewarta: Yashinta Difa P.
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015