Jakarta (ANTARA News) - Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bekerja sama membangun jaringan intelijen tingkat kabupaten-kota dan menambah 1.000 personel.
"Saat ini perwakilan BIN di daerah sangat minim, artinya satu BIN itu meng-cover dua sampai tiga kabupaten-kota. Itu tidak masuk akal. Oleh karena itu saya mencanangkan program 1.000 personel itu dan kita akan membangun jaringan bersama Kemendagri," kata Kepala BIN Sutiyoso usai bertemu Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo di Jakarta, Senin.
Sutiyoso menjelaskan untuk memperkuat pasukan intelijen di daerah memerlukan sinergi dengan Kemendagri sebagai poros pemerintahan antara Pusat dan daerah.
Daerah yang akan mendapatkan tambahan personel intelijen tersebut merupakan daerah yang bekerja sama atau berkoordinasi dengan Kemendagri terkait kebutuhan intelijen di daerah.
"Seribu personel itu akan kita ambil dari daerah yang akan kerja sama dengan Kemendagri nanti, supaya diplot di daerah masing-masing. Nanti setiap kabupaten-kota paling tidak ada satu, sehingga tidak satu untuk dua atau bahkan tiga kabupaten-kota," jelasnya.
Untuk saat ini, BIN dan Kemendagri melakukan upaya deteksi dini terhadap daerah-daerah yang dinilai rawan konflik sehingga memerlukan personel intelijen ekstra.
"Kita juga mendetrksi dini dari daerah, ada Kemendagri, bupati dan wali kota, jadi harus membangun sinergi antara kita, BIN dan Kemendagri," katanya.
Keberadaan 1.000 personel intelijen tersebut diusahakan sudah ada sebelum pelaksanaan pemungutan suara pemilihan kepala daerah secara serentak.
Hal itu disebabkan adanya potensi rawan konflik yang disebabkan oleh tahapan-tahapan pemilihan gubernur, bupati dan wali kota di daerah.
"Ya, ini harus bisa direalisasikan segera," ujarnya.
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015