Terutama di jalan yang menanjak atau memiliki tingkat kecuraman"
Cibinong, Bogor (ANTARA News) - Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Kabupaten Bogor, Jawa Barat melarang truk besar melintas di jalur mudik di daerah itu seperti Puncak, Bogor, Ciawi, dan Sukabumi.
"Sudah dipastikan H-4 truk besar dilarang melintas di Bogor sesuai Peraturan Direktorat Perhubungan Darat Nomor 1364/Aj.201/DRJD/2015 Tentang Kendaraan Angkutan Barang pada Masa Angkutan Lebaran 2015," kata Kepala DLLAJ Kabupaten Bogor, Soebiantoro di Cibinong, Minggu.
Ia mengatakan untuk memperlancar arus mudik Lebaran, DLLAJ Kabupaten Bogor menerapkan larangan truk bermuatan berat melintasi jalan-jalan raya yang biasa dilalui pemudik.
Namun, kata dia, larangan serupa tidak berlaku bagi truk angkutan kebutuhan pokok, yang diperbolehkan tetap beroperasi untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat.
"Misalnya, truk pengangkut bahan bakar minyak (BBM), bahan bakar gas (BBG) dan kebutuhan pokok masyarakat lainnya," katanya.
Ia mengatakan DLLAJ Kabupaten Bogor bekerja sama dengan kepolisian imbau para pemilik truk besar untuk tidak melintas di jalur mudik mulai H-4 hingga H+1 di Bogor.
"Apabila pelanggaran, tentu akan ditindak dan selanjutnya akan ditilang oleh pihak kepolisian," katanya.
Pelarangan truk bermuatan berat, kata dia, selain untuk menghindari kemacetan, juga untuk mengurangi risiko terjadinya kecelakaan lalu lintas karena truk bermuatan tidak kuat naik saat volume kendaraan padat.
"Terutama di jalan yang menanjak atau memiliki tingkat kecuraman," katanya.
Sementara itu, Kepolisian Resor Bogor, Jawa Barat, sudah menyiapkan 10 Camera Closed Circuit Television (CCTV) untuk memantau arus lalu lintas saat mudik lebaran 2015.
"10 CCTV siap memantau arus mudik dan balik lebaran 2015," kata Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bogor AKP Bramastyo di Cibinong.
Ia mengatakan 10 CCTV dipasang di beberapa titik keramaian untuk deteksi dini kemacetan dan kecelakan di jalan raya. Penggunaan CCTV akan memudahkan anggota kepolisian untuk memantau arus dan melakukan upaya-upaya penanganan.
Ia menjelaskan, pengoperasian CCTV di wilayah Kabupaten Bogor khususnya di Jalur Puncak telah lama dilakukan.
"Hanya saja, selama Operasi Ketupat Lodaya 2015, pengoperasian CCTV lebih dioptimalkan dengan memperbaharui kondisi CCTV dan cakupan daerah pemantauan," katanya.
Untuk kawasan Puncak, terdapat enam CCTV yang juga ikut memantau wilayah Ciawi.
"Di Puncak ada CCTV di Simpang Gadong, Megamendung, Taman Safari, Pasar Cisarua, Rindu Alam dan Riung Gunung," katanya.
Bram menjelaskan, selain itu di wilayah Cibinong, Cileungsi, Jonggol, Trans Yogi (Cikeas) rencananya akan dipasang CCTV. Tetapi hingga saat ini belum CCTV belum terpasang.
"Karena jalur tersebut bukan jalur padat tetapi hanya sebagai jalur alternatif tetapi personil operasi ketupat lodaya sudah siaga di 20 pos pengamanan arus mudik," katanya.
Ia mengatakan pantauan arus mudik dengan menggunakan CCTV dapat dilihat langsung melalui monitor Pospam Gadog. Di sana akan langsung menampilkan kondisi arus di wilayah yang terpasang kamera pemantau.
"Kita juga bisa memantau jalur mudik seperti Jomin, Nagrek, Cipulangan, Cikampek dan Cipanas mengguna TMC Mabes Polri," katanya.
Ia mengatakan penggunaan CCTV sangat membantu tugas kepolisian dalam mengatur arus lalu lintas, tidak hanya untuk jalur mudik tapi untuk masyarakat umum.
"Kita bisa memantau langsung, misalnya terjadi kemacetan di Kabupaten Cianjur yang akan berimbas ke Bogor, sehingga kita bisa mengambil langkah-langkah mencegah kemacetan," katanya.
Pewarta: Ahmadi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015