"Sifat individulisme terus berkembang di masyarakat, bahkan sudah banyak warga yang tidak peduli terhadap gangguan yang menyerang bangsa ini, walaupun bukan dalam bentuk agresi militer tetapi melalui berbagai kebudayaan hingga alat elektronik yang canggih," katanya di sela acara sosialisasi empat pilar di Sukabumi, Jabar, Sabtu.
Menurutnya, salah satu upaya agar jiwa berbangsa dan bernegara kembali terdongkrak dan kepedulian masyarakat untuk bekerjasama serta bergotong royong fungsi empat pilar berkebangsaan harus diamalkan dalam bermasyarakat. Selain itu, komunikasi mulai dari keluarga hingga masyarakat harus diperbaiki, jangan sampai bangsa ini hidup dalam jiwa individual.
Lebih lanjut, saat ini serbuan bangsa asing sudah mulai merambah kebudayaan Indonesia yang mempunyai jiwa gotong royong, seperti salah satunya alat komunikasi yang canggih merupakan bibit sifat individulisme yang mulai tumbuh subur. Bukan berarti, teknologi yang semakin canggih ditolak, tetapi harus saring fungsinya.
Dirinya juga merasa khawatir dengan kondisi bangsa saat ini karena bangsa asing sudah mulai menggerogoti persatuan dan kesatuan, seperti adanya izin bangsa asing memiliki properti sendiri di Indonesia yang bisa saja rakyat yang seharusnya menjadi tuan rumah di negerinya sendiri hanya bisa menjadi penonton atau ngotrak.
"Terkadang masyarakat saat ini berfikir untuk memenuhi hidupnya sendiri, namun sering kali lupa hal yang mendasar dan menyepelekan. Tetapi, kenyataan gotong dan kerjasama merupakan hal yang paling penting dalam hidup bermasyarakat," tambahnya.
Di sisi lain, Desy mengatakan ternyata sekarang banyak warga yang sudah lupa lagu kebangsaan Indonesia Raya, ini dibuktikan saat dirinya melakukan sosialisasi empat pilar kepada masyarakat di Sukabumi. Hal yang dianggap kecil ini ternyata, bisa berdampak besar, sehingga pihaknya di MPR dan DPR saat ini mencari solusi agar masyarakat bisa memupuk kembali rasa berbangsa dan bernegara.
Pewarta: Aditya A Rohman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015