London (ANTARA News) - Roger Federer bisa mencetak rekor juara Wimbledon delapan kali, sekaligus menjadi juara tertua turnamen ini pada era moderen jika esok Minggu dia bisa melewati hadangan pemain nomor satu dunia Novak Djokovic.
Petenis Swiss berusia 33 tahun ini kalah lima set dari petenis Serbia itu pada final tahun lalu.
Keperkasaannya menumbangkan Andy Murray 7-5, 7-5, 6-4 semalam dalam semifinal mengingatkan pada dominasi dia di Grand Slam dengan menggondol 16 dari 17 gelar dalam kurun tujuh tahun dari 2003 sampai 2010.
Kini dia mencapai final Wimbledon kesepuluh kalinya, menjadi petenis tertua yang melakukan itu sejak Ken Rosewall pada 1974, dan final Grand Slam ke-26 kalinya.
Jika menang esok hari dia akan melampaui rekor tujuh kali juara Wimbledon Pete Sampras yang sudah dia samai pada 2012.
Menjelang pertemuan ke-40 dengan Djokovic, Federer sama kuatnya dengan petenis Serbia ini. Federer unggul tipis 20-19 dalam head-to-head, namun seri 6-6 saat bertemu pada turnamen-turnamen Grand Slam.
Pada final turnamen besar mereka sama kuat 1-1. Djokovic mengalahkan Federer di Wimbledon 12 tahun lalu, sedangkan Federer menang straight set pada AS Terbuka 2007.
"Senang sekali bermain melawan Novak di mana pun saat ini karena dia adalah petenis terbesar. Dia mencapai sukses tak terlukiskan sepanjang karirnya," kata Federer.
Keduanya sudah bertemu tiga kali pada 2015, yakni saat Djokovic memenangi final Indian Wells dan Roma setelah Federer mengalahkannya pada final Dubai.
Kemenangan Federer atas Murray adalah kemenanan ke-79 kalinya di Wimbledon dan semakin dekat menyamai rekor kemenangan 84 kali Jimmy Connors.
Sementara itu, Djokovic yang memburu gelar Grand Slam kesembilannya dalam 17 kali fnal, mencatat statistik hebat tahun ini.
Catatan menang kalahnya tahun ini adalah 47-3, sekaligus telah merebut gelar Australia Terbuka kelimanya, selain Indian Wells, Miami, Monte Carlo dan Roma.
Dia juga dianggap pemain paling konsisten di tingkat tertinggi dengan setidaknya mencapai semifinal 19 kali dari 20 turnamen Grand Slam.
Jika menang esok hari pemain berusia 28 tahun itu akan bertepatan dengan menangnya pelatih dia Boris Becker 30 tahun silam di Wimbledon saat berusia 17 tahun.
"Boris terbawa emosi dengan saya seakan dia sendiri sedang bermain," kata juara Wimbledon 2011 dan 2014 yang selangkah lagi menyamai tiga trofi Becker dalam Wimbledon.
Djokovic menyebut kemenangannya tahun lalu dari Federer telah membantu karirnya kembali ke jalur dengan lima kali menjadi juara turnamen besar tanpa jeda. "Semoga saya bisa bermain bagus esok Minggu."
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015