"Semua jenazah gosong dan nyaris tidak dikenali sama sekali fisiknya," kata Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya Kombes Pol Musyafak di Bekasi, Jumat.
Menurut dia, upaya pihaknya untuk mengenali jasad korban adalah dengan sejumlah metode pengungkapan identitas.
Kelima korban itu saat ini telah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk proses identifikasi.
"Ada dua metode yang kita gunakan untuk mengungkap jasad korban, yaitu data antemortem dan postmortem," katanya.
Menurut dia, data antemortem diperoleh melalui data-data fisik khas korban sebelum meninggal, seperti pakaian atau aksesoris yang terakhir kali dikenakan, barang bawaan, tanda lahir, tato, bekas luka, cacat tubuh, foto diri, berat dan tinggi badan, serta sampel DNA.
"Data ini akan kami himpun dari keluarga yang merasa kehilangan korban," katanya.
Pihaknya mengaku telah membuka posko antemortem di Mapolresta Bekasi kawasan industri Jababeka, Cikarang untuk menerima laporan dari keluarga korban.
"Bagi keluarga yang merasa kehilangan, bisa melapor ke posko antemortem Mapolresta Bekasi untuk kita himpun keterangannya," katanya.
Menurutnya, semua data ini akan dibandingkan dengan data postmortem untuk mengetahui data akurat terkait identitas korban.
Data postmortem adalah data-data fisik yang diperoleh melalui personal identification setelah korban meninggal, seperti sidik jari, golongan darah, konstruksi gigi dan foto diri korban pada saat ditemukan lengkap dengan barang-barang yang melekat di tubuhnya dan sekitarnya.
Data postmortem diselidiki pihaknya di Rumah Sakit Polri Keramat Jati, Jakarta.
"Dari pencocokan data itu, kita baru bisa mengenali korban sebelum kita pulangkan ke keluarganya untuk dimakamkan," ujarnya.
Menurutnya, proses pencocokan DNA membutuhkan waktu paling lambat tiga hari sejak proses penyelidikan berlangsung.
Sebelumnya diberitakan, kebakaran PT Mandom Indonesia di kawasan Industri MM2100 Cibitung menimbulkan 51 korban, lima di antaranya tewas.
Insiden itu hingga kini tengah ditangani oleh aparat kepolisian setempat.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015