"Hanya saja, pengawalannya tentu tidak bisa dilakukan per orang, melainkan harus berkelompok," ujarnya, di Kudus, Jumat. Semata karena jumlah polisi terbatas.
Dengan dikawal polisi, diharapkan mereka bisa terhindar dari sasaran kejahatan yang sebelumnya pernah menimpa TKI yang baru saja pulang dari negara tempat mereka bekerja.
Sudah bukan rahasia, TKI yang mendarat di bandara sepulang dari mengadu nasib di luar negeri menjadi "sapi perahan empuk" bagi petugas brengsek dan sesama warga negara Indonesia yang jahat.
Mereka sering diperas, ditakut-takuti, dirampok, dan lain sebagainya. Padahal mereka memberi nafkah kepada keluarganya masing-masing dan memberi devisa lumayan besar bagi negara.
Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kudus, Ludful Hakim, menyambut positif kesediaan polisian mengawal TKI itu.
Apalagi, lanjut dia, TKI yang pulang ke Tanah Air dianggap selalu membawa uang dalam jumlah banyak sehingga sering menjadi sasaran pelaku kejahatan.
Bahkan, perempuan dari Pati yang menjadi TKI di Arab Saudi juga pernah menjadi korban perampokan yang disertai pelecehan seksual dan korban dibuang di areal persawahan yang ada di Kecamatan Jati, Kudus.
Dia dirayu untuk mau meminum minuman yang telah diberi obat bius oleh penjahat. Dia ditemukan warga di areal persawahan di Desa Tanjungkarang, Kecamatan Jati, Kudus, dalam kondisi tak sadarkan diri.
Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kudus, Ludful Hakim, menyambut positif kesediaan polisian mengawal TKI itu.
Apalagi, lanjut dia, TKI yang pulang ke Tanah Air dianggap selalu membawa uang dalam jumlah banyak sehingga sering menjadi sasaran pelaku kejahatan.
Bahkan, perempuan dari Pati yang menjadi TKI di Arab Saudi juga pernah menjadi korban perampokan yang disertai pelecehan seksual dan korban dibuang di areal persawahan yang ada di Kecamatan Jati, Kudus.
Dia dirayu untuk mau meminum minuman yang telah diberi obat bius oleh penjahat. Dia ditemukan warga di areal persawahan di Desa Tanjungkarang, Kecamatan Jati, Kudus, dalam kondisi tak sadarkan diri.
Pewarta: Akhmad Lathif
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015