Ternyata komitmen yang dijalankan tidak menemukan cadangan yang ekonomis sehingga dia (Murphy Oil Coproration) hengkang (keluar) bukan karena apa-apa karena memaang geologinya tidak mendukung yang dia cari,Jakarta (ANTARA News) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan keputusan Murphy Oil Corporation untuk keluar dari Indonesia karena perusahaan minyak dan gas (migas) asal Amerika Serikat tersebut tidak menemukan cadangan migas yang ekonomis.
"Ternyata komitmen yang dijalankan tidak menemukan cadangan yang ekonomis sehingga dia (Murphy Oil Coproration) hengkang (keluar) bukan karena apa-apa karena memaang geologinya tidak mendukung yang dia cari," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat SKK Migas Elan Biantoro saat ditemui di acara Santos Buka Bersama dengan Media di Kantor Santos Indonesia, Ratu Plaza Office Tower Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan Murphy Oil Corporation akan mengembalikan dua blok migas, yakni Blok Semai II di Papua Barat dan Blok South Barito di Kalimantan Selatan setelah ekplorasi tidak didapatkan adanya cadangan migas yang komersial.
Elan engatakan setelah melakukan survei seismik, salah satu kegiatan eksplorasi migas, Murphy Oil Corporation Blok South Barito mengetahui bahwa blok tersebut tidak memiliki prospek yang menarik untuk dilakukan pengeboran minyak.
"Kalau dibor ya gak akan dapat sesuatu yang signifikan jadi dia akan mengembalikan begitu, jadi bukan karena waktu itu Indonesia harga minyaknya turun bukan, memang prospeknya di South Barito itu waktu itu dinilai oleh Murphy belum cukup ekonomis untuk skala mereka," ujarnya.
Ia mengatakan proses pengembalian tentu membutuhkan waktu yang cukup lama karena akan melakukan berbagai kegiatan antara lain mekanisme pengembalian melalui verifikasi data, pengembalian seluruh data dan pencatatan seluruh aset.
"Prosesnya memang lebih di South Barito itu adalah pengembalian datanya, data-data yang sudah didapatkan kan itu berdasarkan undang-undang itu milik negara jadi dia akan kembalikan, nah itu biasanya nanti itu ke SKK Migas, SKK Migas serahkan ke Pusdatim. Setelah data, aset-aset," katanya.
Ia mengatakan proses pengembalian Blok South Barito kepada pemerintah telah berjalan selama hampir sepuluh bulan dan masih akan berlanjut ke depannya hingga seluruh proses selesai.
"Sebetulnya sepuluh bulan itu untuk yang South Barito, kalau yang Semai II baru belum lama lah ya, cuma waktu itu masih pertimbangkan apakah terus (dilanjutkan), apa tidak. Akhirnya, keputusan di pusat di Amerika sana putuskan pamit," tuturnya.
Ia mengatakan pihaknya belum dapat memastikan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proses pengembalian kedua blok tersebut termasuk verifikasi datanya kepada pemerintah.
"Ya kurang lebih setahun lah," katanya.
Elan mengatakan Murphy akan melepaskan seluruh blok garapannya di Indonesia. Meski demikian, lanjutnya, Murphy telah menjalankan komitmen dalam eksplorasi migas dengan baik.
"Tapi sebetulnya Murphy itu salah satu kontraktor yang komitmennya paling bagus. Dia (Murphy) kan pernah diberi award (penghargaan) oleh SKK Migas. Dia menjalankan komitmennya meski kondisi minyak lagi turun," ujarnya.
Ia menambahkan Murphy Oil Corporation menggarap empat blok, namun dua blok dinyatakan tidak prospektif karena tidak ada cadangan migas yang ekonomis sedangkan dua blok lagi yakni Blok Semai IV dan Blok Wokam di Papua akan diserahkan ke PT Saka Energi Indonesia.
"Awalnya dia punya empat, sudah dikerjakan dua, yang dua memang baru belum lama ya itu dia serahkan ke Saka," tuturnya.
Ia mengatakan proses pemindahan kepemilikan dua blok tersebut dari Murphy ke PT Saka Energi Indonesia juga masih dalam proses.
"Jadi belum tahu karena proses transfernya juga masih dalam proses, setelah mereka hand over (pemindahtanganan) kan diserahkan lagi ke SKK Migas nanti," katanya.
Elan ngatakan kemungkinan Murphy mengutamakan prioritas pengeboran di wilayah lain karena prospek di Indonesia yang masih belum mendukung akibat tidak ditemukannya cadangan migas.
"Mungkin sekarang kan kondisi perminyakan lagi down (jatuh) , mungkin Murphy juga sedang mencari manamana yang dari sisi prioritas lebih diutamakan, mana yang kalau sudah gagal ya lebih baik kita off (berhenti) dulu," ujarnya.
Ia mengatakan ada kemungkinan Murphy kembali ke Indonesia jika pada saatnya perusahaan migas tersebut menemukan kembali potensi cadangan migas di Indonesia.
"Suatu saat saya optimistis Murphy akan balik lagi ke indonesia karena mereka sebetulnya sangat antusias di Indonesia waktu itu," katanya.
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015