Batulicin, Kalsel (ANTARA News) - Industri kelapa sawit menyatakan komitmen tidak melakukan pembakaran kebun untuk membuka lahan sehingga diharapkan tak ada lagi kebakaran hutan yang asapnya mengganggu dalam dan luar negeri.
"Kalau perusahaan besar tidak ada yang berani melakukan pembakaran lahan atau kebun. Kalau ingin mengganti tanaman kita menggunakan alat berat," kata Chief Operating Officer PT Eagle High Plantation Henderi Djunaidi di Batulicin, Kalimantan Selatan, Kamis.
Hal tersebut disampaikan saat menerima sejumlah media nasional dan Malaysia yang mengunjungi pabrik pengolahan kelapa sawit.
Dikatakan, pemerintah pusat dan daerah sudah berkali-kali mewajibkan industri perkebunan untuk tidak melakukan pembakaran lahan agar tak terjadi kebakaran besar yang pernah melanda sejumlah wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Bagi perusahaan perkebunan besar, sudah merupakan komitmen bersama agar tak melakukan pembakaran lahan karena jika membakar kebun situasinya justru malah merugikan.
"Kalau mau dikatakan dengan cara membakar bisa lebih murah sebenarnya tidak juga. Karena dalam jangka panjang justru akan merugikan perusahaan secara finansial," katanya.
Diperusahannya, tambahnya, sudah ada standar operasi untuk menjaga agar tak terjadi kebakaran lahan, khususnya dalam musim kemarau.
Standar operasi yang dimaksud adalah dengan menjaga pengelolaan air sehingga tanah terus dalam kondisi lembab.
Selain itu juga dilakukan edukasi kepada petani, pegawai serta masyarakat agar tak lagi melakukan pembakaran lahan.
Dia menduga jika masih terjadi pembakaran lahan, dilakukan oleh warga sekitar yang memiliki kebun yabg tak luas.
"Karena dibakarnya di samping perkebunan maka apinya menyebar ke perkebunan besar maka tanaman di perkebunan besar terbakar juga," katanya.
Saat ini, tegasnya, perkebunan besar sudah tak lagi melakukan pembakaran lahan dan patuh kepada instruksi pemerintah pusat dan daerah.
Pewarta: Ahmad Wjaya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015