Kenaikan proyeksi pertumbuhan global, sementara masih diperkirakan, belum tegas terwujud."

Washington (ANTARA News) - Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2015 pada Kamis, mengutip kemungkinan "kemunduran sementara" dari Amerika Serikat pada bulan-bulan pertama tahun ini.

IMF juga menyoroti risiko "tekanan keuangan" di Eropa dari krisis utang Yunani dan pelambatan Tiongkok, tetapi mempertahankan perkiraan untuk zona euro dan raksasa Asia tidak berubah, lapor AFP.

Lembaga yang berbasis di Washington itu memproyeksikan ekonomi dunia akan tumbuh 3,3 persen tahun ini, berkurang dari kecepatan 3,5 persen yang diperkirakan pada April dan sedikit lebih lambat dari 2014. Perkiraan 2016 akan meningkat menjadi 3,8 persen.

"Pertumbuhan moderat berlanjut, dengan pemulihan membaik di negara-negara maju dan pelambatan dalam pertumbuhan yang mendasari di negara-negara emerging-market dan negara-negara berkembang berpenghasilan rendah," kata Olivier Blanchard, kepala ekonom IMF, pada konferensi pers.

Menurut IMF, penurunan proyeksi pertumbuhan global sebagian besar mencerminkan kontraksi ekonomi AS pada kuartal pertama di tengah cuaca musim dingin parah, yang tumpah ke negara tetangga Kanada dan Meksiko.

"Pelemahan tak terduga di Amerika Utara, yang menyumbang sebagian besar dari revisi perkiraan pertumbuhan di negara maju, kemungkinan membuktikan kemunduran sementara," katanya.

Karena kemunduran, IMF menurunkan proyeksi untuk Amerika Serikat, ekonomi terbesar di dunia, sebesar 0,6 persentase poin menjadi 2,5 persen. Perkiraan pertumbuhan Kanada dipangkas 0,7 poin menjadi 1,5 persen, dan Meksiko 0,6 poin menjadi 2,4 persen.

Krisis utang Yunani, yang bisa memaksanya untuk meninggalkan euro, untuk saat ini hanya mengalami efek marjinal pada ekspansi ekonomi global, IMF mengatakan dalam World Economic Outlook (WEO) terbarunya.

Lembaga ini tidak merubah perkiraan untuk zona euro pada 1,5 persen, dan untuk dua ekonomi terbesar: Jerman (1,6 persen) dan Prancis (1,2 persen).

"Perkembangan di Yunani, sejauh ini, tidak mengakibatkan penularan signifikan apapun. Tindakan kebijakan tepat waktu akan membantu mengelola risiko tersebut jika mereka menjadi terwujud," katanya, mencatat pemulihan di zona euro tampak "secara luas di jalurnya".

Tapi kenaikan suku bunga pada obligasi pemerintah di beberapa negara zona euro baru-baru ini dapat mengindikasikan masalah yang lebih besar ke depan. "Beberapa risiko membangkitkan kembali sebuah tekanan keuangan tetap," katanya.

IMF yang beranggotakan 188 negara juga tidak merubah perkiraan pertumbuhan untuk Tiongkok (6,8 persen), meskipun terjadi gejolak di pasar modal.

"Tusukan dari apa yang telah jelas menjadi gelembung pasar saham mungkin memiliki beberapa efek terbatas pada pengeluaran. Tapi, untuk saat ini, pelambatan pertumbuhan terutama diakibatkan oleh pelambatan investasi real estat, sebuah perkembangan yang kami lihat sebagai pada dasarnya diinginkan," kata Blanchard.

Jepang, ekonomi nomor tiga dunia, telah mengalami beberapa hambatan dari pertumbuhan konsumsi dan upah yang lamban, IMF mengatakan, menurunkan proyeksinya sebesar 0,2 poin menjadi 0,8 persen.


Risiko Pertumbuhan

Pelambatan pertumbuhan di emerging market dan negara berkembang juga mempertahankan kembali momentum dalam ekonomi global.

IMF mengatakan kontraksi di Brazil, ekonomi terbesar di Amerika Latin, akan lebih buruk dari sebelumnya meskipun; mereka memperkirakan ekonomi menyusut 1,5 persen tahun ini.

Tetapi prospek untuk Rusia, juga dalam resesi membaik, dengan perkiraan kontraksi 3,4 persen setelah perbaikan dalam harga komoditas dan kepercayaan.

Tiongkok bisa melihat "kesulitan besar" dalam transisinya ke sebuah model pertumbuhan baru yang lebih terfokus pada permintaan domestik dari investasi, IMF memperingatkan.

Risiko terhadap pertumbuhan tetap miring ke sisi negatifnya, katanya, termasuk limpahannya terhadap kegiatan ekonomi dari ketegangan geopolitik di Ukraina, Timur Tengah dan Afrika.

Mengingat ketidakpastian ini, IMF sedang menunggu untuk pertumbuhan yang lebih baik pada 2016, diperkirakan 3,8 persen, tetapi menunjukkan kehati-hatian.

"Kenaikan proyeksi pertumbuhan global, sementara masih diperkirakan, belum tegas terwujud," katanya.

(Uu.A026)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015