Jakarta (ANTARA News) - Jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) yang berada di Kepulauan Riau melaksanakan operasi patroli laut guna mengantisipasi pergerakan arus mudik tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal yang berasal dari Malaysia menuju Indonesia.
Kepala Dispenarmabar Letkol Laut (KH) Ariris Miftachurrahman, di Jakarta, Kamis, mengatakan unsur-unsur patroli tersebut secara terus menerus melaksanakan patroli laut untuk mewaspadai kegiatan arus mudik TKI ilegal yang berasal dari beberapa pelabuhan tikus di Malaysia.
"Pelabuhan tersebut biasanya digunakan TKI ilegal untuk menyeberang ke Indonesia dengan tujuan Tanjung Balai Karimun dan Batam, Kepri," ucap Ariris.
Cara yang digunakan para TKI ilegal untuk menyeberang di antaranya dengan menggunakan kapal nelayan lokal (kapal ikan Malaysia) kemudian di laut pindah ke kapal ikan Indonesia menggunakan kapal boat cepat penyelundup barang dan kapal ikan Malaysia kemudian pindah ke kapal tanker kosong serta "tug boat" atau kapal tunda.
"Selanjutnya mereka dijemput dengan kapal pengangkut menuju pelabuhan tikus pada saat kapal-kapal tersebut lego jangkar," ungkapnya.
Unsur-unsur KRI, KAL serta Patkamla yang terlibat dalam patroli ini, tambah Kadispenarmabar, antara lain dari Guspurla Koarmabar, Guskamla Koarmabar, Lantamal IV Tanjungpinang dan Lanal jajaran Koarmabar.
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Nusron Wahid mengimbau para TKI, terutama yang dari Malaysia, yang hendak mudik agar tidak melalui jalur tikus.
"Saya titip pesan sama keluarga ibu-ibu yang kerja di Malaysia, kalau mudik kasih tahu agar lewat jalan yang bener, jangan lewat jalan tikus, karena bisa tidak aman, akan berdampak hukum dengan pihak berwajib di Malaysia," ujar Nusron dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu (8/7).
Nusron yang melakukan Safari Ramadhan Tahun 2015 di Ponpes Wasilatul Huda desa Taman Gede, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal, Jateng mengatakan para TKI yang hendak mudik harus melalui pintu imigrasi.
Belakangan ini banyak sekali TKI dari Malaysia yang memaksakan diri mudik menggunakan perahu kecil dan sangat rawan tingkat keselamatannya.
"Selain masalah nyawa yang tidak aman. Nanti kalau balik lagi ke Malaysia juga susah, sebab dianggap pelarian karena tidak tercatat di imigrasi," ujarnya.
Oleh karena itu, Nusron meminta tolong sama keluarga TKI yang di Indonesia agar ikut membantu pemerintah memberitahu kepada keluarganya yang menjadi TKI dan jika hendak mudik agar lewat imigrasi.
"Kasih tahu bu sama suami dan anaknya kalau pas kontak, jangan percaya calo yang menjanjikan mudik lebih murah, tapi tidak aman. Naik kapal kecil nanti malah tenggelam kapalnya. Nanti anak atau suami Ibu bisa hilang," ujarnya.
Nusron mengatakan, jalur mudik ilegal yang sangat membahayakan biasanya menggunakan kapal kecil melalui daratan laut di kawasan Nunukan, Kaltim, Pangkal Pinang dan Batam di Kepri.
"Sebenarnya petugas keamanan baik Indonesia dan Malaysia, sudah menjaga. Cuma namanya orang nekat kita tidak ada yang tahu. Ada saja akal dan jalannya," tambahnya.
Menurut catatan, pekan lalu banyak sekali TKI Indonesia yang hendak mudik terpaksa diciduk dan diamankan petugas Imigrasi Malaysia karena mencoba keluar melalui jalur ilegal. Hingga saat ini sebagian masih ditahan petugas imigrasi.
"Kita akan perjuangkan agar teman-teman kita bisa mudik semua dengan aman dan selamat," tukasnya.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015