Kapal laut menjadi pilihan favorit bagi pemudik yang membawa banyak anggota keluarga sekaligus.
Adani Mulyawati (23) pulang kampung dari Jakarta ke Padang bersama rombongan keluarga besar menaiki tiga mobil. Kapal laut menjadi andalan bagi keluarganya untuk menyeberang ke Sumatera sebelum melanjutkan perjalanan lewat darat.
"Kalau naik pesawat biayanya jauh lebih gede daripada naik darat," dia memberi alasan.
Gusti Ayu (25) bersama tujuh anggota keluarga memilih kapal laut untuk menyeberang dari pulau Jawa ke Bali dengan alasan yang senada.
"Kalau sekeluarga naik pesawat bangkrut, apalagi musim liburan, tiketnya saja sudah berapa?" ujar karyawan swasta itu.
Di balik tiket yang terjangkau, ada banyak keluhan yang dirasakannya. Termasuk soal lamanya antrean di pelabuhan dan jadwal keberangkatan yang tidak pasti.
Kadang, antrean dapat lebih lama dari waktu tempuh menyeberang ke Bali.
"Pernah menunggu sekitar 4-5 jam, padahal kalau tidak mudik hanya sejam," ujar dia.
Setiap arus mudik, para penumpang biasanya berjejalan memadati kapal. Tak jarang mereka juga memenuhi setiap tempat kosong di kapal.
Irvanuddin Rahman (23) menganggap tumpah ruahnya penumpang memang tak bisa dielakkan. Pria yang biasa menyeberang dari pulau Jawa ke pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan mengenang pengalaman sulitnya pergi ke toilet karena jalanan dipenuhi penumpang yang lesehan beralaskan koran.
"Asal nggak 'over capacity' saja sudah nyaman sih karena semua orang pasti dapat duduk," tutur marketing dari sebuah penyedia audio system itu.
Namun, dia berharap kapal-kapal laut menyediakan lebih banyak fasilitas seperti ruang lesehan atau kabin tempat melepas lelah. Dia pernah menaiki sebuah kapal yang menyediakan fasilitas kabin untuk beristirahat.
"Kalau semua kapal bisa ada fasilitas itu akan sangat nyaman sekali," ujar dia.
Pengamat transportasi laut dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Raja Oloan Saut Gurning berpendapat bahwa kenyamanan transportasi laut Indonesia masih di bawah ekspektasi.
"Mungkin taraf kualitas pelayanan tidak sampai nyaman, tapi kalau dari standar kualifikasi keselamatan, terutama di pelabuhan utama, sudah siap," ujar dia.
Saut mengemukakan beberapa hal yang harus diperhatikan untuk memastikan keselamatan pelayanan transportasi laut.
Pertama adalah memastikan kelayakan kapal beserta awaknya juga sistem keselamatan di pelabuhan, kondisi cuaca dan pengawasan bongkar muat kargo dan penumpang.
"Yang utama adalah pengaturan penumpang setelah atau menuju pelabuhan ke kapal," tutur dia.
Dia juga mengingatkan agar awak kapal benar-benar memperhatikan keselamatan para pemudik yang biasanya menumpuk dan berjejalan di dek kapal.
"Untuk menghindari kecelakaan penumpang saat berada di wilayah terbuka, saat berjejalan juga ada potensi kriminalitas."
"Pernah menunggu sekitar 4-5 jam, padahal kalau tidak mudik hanya sejam," ujar dia.
Setiap arus mudik, para penumpang biasanya berjejalan memadati kapal. Tak jarang mereka juga memenuhi setiap tempat kosong di kapal.
Irvanuddin Rahman (23) menganggap tumpah ruahnya penumpang memang tak bisa dielakkan. Pria yang biasa menyeberang dari pulau Jawa ke pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan mengenang pengalaman sulitnya pergi ke toilet karena jalanan dipenuhi penumpang yang lesehan beralaskan koran.
"Asal nggak 'over capacity' saja sudah nyaman sih karena semua orang pasti dapat duduk," tutur marketing dari sebuah penyedia audio system itu.
Namun, dia berharap kapal-kapal laut menyediakan lebih banyak fasilitas seperti ruang lesehan atau kabin tempat melepas lelah. Dia pernah menaiki sebuah kapal yang menyediakan fasilitas kabin untuk beristirahat.
"Kalau semua kapal bisa ada fasilitas itu akan sangat nyaman sekali," ujar dia.
Pengamat transportasi laut dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Raja Oloan Saut Gurning berpendapat bahwa kenyamanan transportasi laut Indonesia masih di bawah ekspektasi.
"Mungkin taraf kualitas pelayanan tidak sampai nyaman, tapi kalau dari standar kualifikasi keselamatan, terutama di pelabuhan utama, sudah siap," ujar dia.
Saut mengemukakan beberapa hal yang harus diperhatikan untuk memastikan keselamatan pelayanan transportasi laut.
Pertama adalah memastikan kelayakan kapal beserta awaknya juga sistem keselamatan di pelabuhan, kondisi cuaca dan pengawasan bongkar muat kargo dan penumpang.
"Yang utama adalah pengaturan penumpang setelah atau menuju pelabuhan ke kapal," tutur dia.
Dia juga mengingatkan agar awak kapal benar-benar memperhatikan keselamatan para pemudik yang biasanya menumpuk dan berjejalan di dek kapal.
"Untuk menghindari kecelakaan penumpang saat berada di wilayah terbuka, saat berjejalan juga ada potensi kriminalitas."
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015