Naiknya harga minyak dunia merupakan salah satu indikasi bahwa investor mulai lebih percaya diri untuk menanamkan modalnya di aset berisiko

Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore bergerak menguat sebesar 11 poin menjadi Rp13.334 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.345 per dolar AS.

"Mata uang rupiah bergerak menguat, perburuan aset safe haven cenderung mulai berkurang. Naiknya harga minyak dunia merupakan salah satu indikasi bahwa investor mulai lebih percaya diri untuk menanamkan modalnya di aset berisiko," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis.

Di sisi lain, lanjut dia, dolar AS juga mendapatkan tekanan dari kenaikan yield obligasi Amerika Serikat serta rilis notulen rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang mengindikasikan kewaspadaan bank sentral AS pada dampak krisis Yunani.

Ia menambahkan bahwa melemahnya dolar AS terhadap sebagian mata uang utama dunia juga disebabkan oleh kabar bahwa Yunani akan mengajukan proposal utang baru, itu mengindikasikan bahwa Yunani masih berkeinginan menjadi bagian dari zona Euro

Kendati demikian, lanjut dia, penguatan mata uang rupiah masih terbatas. Dalam notulen rapat moneter FOMC juga dikemukakan bahwa sebagian pejabat the Fed yang mengikuti rapat tersebut mendukung kenaikan suku bunga AS secepatnya.

"Itu yang menjaga indeks dolar AS masih bertahan, kalaupun melemah cenderung terbatas," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (9/7) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.347 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.346 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015