Palembang (ANTARA News) - Jepang akan membantu pemerintah Kota Palembang dalam transfer teknologi pembakaran sampah yang bisa mengurangi volume sampah hingga 5-10 persen.

Kepala Pusat Sanitiasi Jepang (JESC), Hideki Minamikawa, di Palembang, Kamis, mengatakan, bantuan ini merupakan bentuk kepedulian Jepang terhadap negara-negara di Asia dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca dan sanitasi lingkungan.

"Pemerintah Jepang siap mendanai hingga 50 persen dari kebutuhan, sementara sisanya akan dibantu para pengusaha dari Jepang dan sedikit dari dana lokal (pemerintah daerah di Indonesia)," kata Hideki Minamikawa, seusai bertemu dengan Plt. Wali Kota Palembang Harnojoyo.

Mantan Menteri Lingkungan Hidup Jepang ini mengatakan, teknologi pembakaran sampah "water boiler" bakal menjadi yang pertama di Indonesia, karena yang selama ini berkembang adalah teknologi "stoker" (tungku).

Melalui teknologi ini, ia menerangkan, sisa sampah yang telah melalui proses "3R" (reuse, reduce, recycle) dibakar tanpa menimbulkan bau dan polusi udara.

Namun, untuk memastikan apakah teknologi ini bisa diterapkan, maka Jepang akan mengirimkan tim untuk menilai karakteristik sampah di Palembang selama dua bulan.

"JESC telah menargetkan teknologi ini sudah bisa berjalan paling lambat pada 2018 atau dua tahun setelah kesepakatan," kata dia.

Pada kunjungan bersama rombongan yang terdiri atas beberapa ahli teknik terkemuka Jepang ini, Hideki juga tidak lupa memotivasi Pemkot Palembang untuk mewujudkan kota seperti kota-kota di Jepang.

Menurutnya, kondisi Palembang saat ini memiliki kemiripan dengan kota Yokaichi pada 50 tahun lalu yakni juga memiliki sungai, dan indusri minyak dan gas.

"Jika Yokaichi butuh 50 tahun untuk jadi seperti sekarang ini (bersih dan bebas polusi), Jepang berharap Palembang bisa lebih cepat lagi berkat transfer teknologi," tutur dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebersihan Kota Palembang, Agung, menambahkan, persoalan sampah diprediksi menjadi persoalan besar pada masa mendatang bagi Kota Palembang jika tidak dicarikan solusi sejak kini.

"Volume sampah meningkat setiap tahun, seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan ekonomi. Saat ini tercatat hampir 1.000 ton per hari, pada hal dalam dua tahun terakhir masih 700 ton," ucap Agung.

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015