"Saya tidak merokok jadi tidak punya kanker paru-paru, itu pernyataan yang salah. Sangat-sangat salah. Sekarang ini banyak ditemukan, tidak merokok tetapi terkena kanker," ungkap Spesialis bedah jantung dan paru-paru dari Rumah Sakit Gleneagles Singapura, dr Su Jang Wen, di Jakarta, Rabu.
Su menuturkan, sekalipun tak bisa dipastikan, namun bahan kimia tertentu yang terkandung di dalam udara bisa juga menjadi salah satu faktor risiko seseorang menderita kanker paru-paru.
Hal ini diperlukan untuk mendeteksi dini kemungkinan menderita kanker paru-paru.
"Perokok ebih dari 10 tahun, mempunyai riwayat keluarga yang mengidap kanker, perlu melakukan CT Thorax dengan radiasi rendah setiap tahunnya. Karena mereka berisiko menderita kanker paru-paru. Ini merupakan cara sederhana dan murah," tutur dia.
Dia mengatakan, bila kanker terdeteksi dini, misalnya stadium satu, maka tindakan pengobatan di antaranya operasi, berpeluang besar menyembuhkan pasien.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015