... sudah sesuai standar yang berlaku...Batam, Kepulauan Riau (ANTARA News) - Otoritas Bandara Batam memastikan sudah memiliki standar operasional prosedur (SOP) penanganan krisis sesuai instruksi menteri perhubungan sebagai antisipasi jika terjadi insiden kebakaran seperti menimpa Terminal 2E Bandara Soekarno-Hatta, Minggu pagi (5/7).
Sistem registrasi pemakai jasa penerbangan dan penjadualan penerbangan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta sempat terganggu berat hanya karena kebakaran satu ruang penyewa di terminal itu. Puluhan penerbangan domestik dan internasional terganggu, ribuan pemakai jasa sampai tertunda parah penerbangannya, dan sebagainya.
"Penanganan krisis itu sudah disiapkan sejak beberapa tahun terakhir dan juga selalu dievaluasi setiap pergantian Kepala Bandara. Semuanya sudah sesuai standar yang berlaku," kata Kepala Bagian Umum Bandara Internasional Hang Nadim, Batam, Suwarso, di Batam, Rabu.
Ia mengatakan, protokol atau SOP krisis di Hang Nadim terakhir kali diaktifkan saat insiden kebakaran pesawat latih milik sekolah penerbangan Flybest pada Februari 2015.
Saat itu, dalam waktu singkat sudah bisa dilakukan lamgkah pembatasan personel yang boleh ke apron, menutup akses bandara, membuka bandara, menyusun laporan hingga menentukan lokasi bangkai pesawat.
Sementara jika sistem penerbangan terganggu seperti yang terjadi di Soekarno-Hatta pascakebakaran, Hang Nadim juga akan menerapkan sistem SOP manual.
"Untuk audit ruang komersial, selalu dilakukan pengecekan pengamanan setiap enam bulan. Jika ada pengamanan yang kedaluwarsa kami langsung berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menghindari kejadian seperti JW Sky Lounge," kata dia.
Suwarso juga mengatakan, simulasi di Hang Nadim terakhir kali dilakukan pada 2014 dan akan dilaksanakan lagi pada 2016 meski dalam aturan hanya diwajibkan tiga tahun sekali.
"Kami memang sengaja melakukan dua tahun sekali agar lebih siap. Jumlah SDM yang ada saat ini sangat memadai," kata Suwarso.
Ia mengatakan, akan terus melakukan perbaikan dan evaluasi agar standar yang ada tetap sesuai dengan ketentuan yang berlaku mengingat Hang Nadim juga berstatus bandara internasional.
Saat mengunjungi Bandara Internasional Hang Nadim Batam beberapa waktu lalu, Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, menyatakan mobil pemadam bandara sudah tua dan perlu peremajaan.
"Penanganan krisis itu sudah disiapkan sejak beberapa tahun terakhir dan juga selalu dievaluasi setiap pergantian Kepala Bandara. Semuanya sudah sesuai standar yang berlaku," kata Kepala Bagian Umum Bandara Internasional Hang Nadim, Batam, Suwarso, di Batam, Rabu.
Ia mengatakan, protokol atau SOP krisis di Hang Nadim terakhir kali diaktifkan saat insiden kebakaran pesawat latih milik sekolah penerbangan Flybest pada Februari 2015.
Saat itu, dalam waktu singkat sudah bisa dilakukan lamgkah pembatasan personel yang boleh ke apron, menutup akses bandara, membuka bandara, menyusun laporan hingga menentukan lokasi bangkai pesawat.
Sementara jika sistem penerbangan terganggu seperti yang terjadi di Soekarno-Hatta pascakebakaran, Hang Nadim juga akan menerapkan sistem SOP manual.
"Untuk audit ruang komersial, selalu dilakukan pengecekan pengamanan setiap enam bulan. Jika ada pengamanan yang kedaluwarsa kami langsung berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menghindari kejadian seperti JW Sky Lounge," kata dia.
Suwarso juga mengatakan, simulasi di Hang Nadim terakhir kali dilakukan pada 2014 dan akan dilaksanakan lagi pada 2016 meski dalam aturan hanya diwajibkan tiga tahun sekali.
"Kami memang sengaja melakukan dua tahun sekali agar lebih siap. Jumlah SDM yang ada saat ini sangat memadai," kata Suwarso.
Ia mengatakan, akan terus melakukan perbaikan dan evaluasi agar standar yang ada tetap sesuai dengan ketentuan yang berlaku mengingat Hang Nadim juga berstatus bandara internasional.
Saat mengunjungi Bandara Internasional Hang Nadim Batam beberapa waktu lalu, Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, menyatakan mobil pemadam bandara sudah tua dan perlu peremajaan.
Pewarta: Larno
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015