Anak jadi punya kerinduan ke ayah"
Jakarta (ANTARA News) - Para ayah pun perlu mengajak anak-anaknya yang belum bisa berbicara untuk mengobrol dan melihat jawaban yang diberikan.

"Jangan takut tidak punya ide bercerita," kata praktisi neurosains terapan Anne Gracia saat acara Daycare PT Unilever Indonesia "Daddy & I, Together for a #brightFuture" di Jakarta, Selasa.


Anak belajar mengidentifikasi suara kedua orangtuanya saat mereka berbicara. Saat mendengar suara tinggi, misalnya, mereka akan berasosiasi dengan ibu karena umumnya rentang suara perempuan tinggi.


Sebaliknya, mereka akan mengingat ayah ketika mendengar suara yang lebih rendah.


Saat sedang beraktivitas bersama anak, makan misalnya, ceritakan hal-hal sederhana yang berhubungan dengan kegiatan tersebut, seperti "gigi Ayah lebih besar makanya bisa makan yang lebih besar juga", jelas Anne.


Ketika anak sudah lebih besar, sang ayah dapat meluangkan waktu membacakan cerita sebelum tidur, bergantian dengan ibu.


"Anak jadi punya kerinduan ke ayah," kata Anne.


Selain itu, aktivitas mendongeng pun melatih orang tua ddalam memilih ide cerita dan kata.


Penata musik Dian HP menjelaskan musik pun memiliki nada yang tinggi dan rendah.


Untuk bayi, sebaiknya diperkenalkan melodi yang sederhana, yang rentang nada tinggi dan rendahnya tidak terlalu lebar agar anak merasa nyaman.


Begitu pun dengan suara ayah dan ibu, harus diperkenalkan secara seimbang kepada anak.


"Kalau anak biasa mendengar suara tinggi, lalu tiba-tiba mendengar suara rendah akan ada perasaan khawatir," kata Anne.


"Maka dari itu, ayah jangan sampai tidak bersuara."


Agar anak tidak takut terhadap nada tinggi, karena kerap dikaitkan dengan amarah, Anne menyarankan orang tua untuk bernyanyi ketika memint anak melakukan sesuatu.

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015