"Kapal laut yang sandar di Pelabuhan Manado melayani tiga kabupaten kepulauan yaitu Sitaro, Sangihe dan Talaud hendaknya lebih berhati-hati bila kondisi angin kencang," kata Kepala Dishubkominfo Joi Oroh di Manado, Selasa.
Oroh berharap, pengelola pelabuhan tetap menjadikan informasi badan meteorologi, klimatologi dan geofisika (BMKG) Provinsi Sulut sebagai referensi utama saat melaut.
"Memang kondisi tiupan angin kecepatannya berubah-ubah, sekarang bertiup kencang namun beberapa saat kemudian berangsur normal," ungkapnya.
Karena itu, harap dia, otoritas pelabuhan terus berkoordinasi dengan BMKG sebelum dokumen pelayaran ditandatangani sebagai bukti aman melakukan perjalanan.
"Kalau memang tinggi gelombang belum normal jangan memaksanakan melakukan perjalanan. Ini berisiko sekali dan berpeluang menyebabkan kecelakaan transportasi laut," ujarnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), mengeluarkan peringatan dini gelombang laut setinggi lima meter yang berpeluang terjadi di perairan Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud, Minggu.
"Sementara itu gelombang laut setinggi 2,0 hingga 3,5 meter berpotensi terjadi di laut Sulawesi, perairan utara dan selatan Sulut," kata Prakirawan Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Nurhadi, di Manado.
Dia pun berharap nelayan maupun kegiatan transportasi antarpulau yang menggunakan kapal laut sebagai sarana angkut penumpang berhati-hati.
Ketinggian gelombang laut di atas normal (dua meter) ini, kata dia, juga dipengaruhi tiupan angin kencang yang diperkirakan berkecepatan 40-55 kilometer per jam bertiup dari arah selatan.
Pewarta: Karel A Polakitan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015