Palu (ANTARA News) - Kapten Dody Junary, Instruktur Pilot pada Maskapai Penerbangan Adam Air, menyatakan keluarnya 16 pilot Adam Air bukan karena kondisi pesawat yang tidak layak terbang, tapi mereka memutuskan eksodus ke perusahan maskapai lain. "Mereka keluar karena ingin masuk atau join dengan perusahaan yang lain, bukan karena kondisi pesawat Adam Air," kata Dody Junary di ruang VIP Bandara Mutiara Palu, Sulteng, Selasa. Pernyataan Dody Junary tersebut disampaikan guna mengkalrifikasi peryataan Kapten Sutan Salahuddin yang dimuat media beberapa waktu lalu dengan menyebutkan bahwa 16 pilot Adam Air menolak terbang dan memutuskan keluar karena faktor kondisi pesawat. Menurut Dody Junary, para pilot Adam Air yang hengkang tahun 2005 tersebut masih terikat kontrak kerja, sebab mereka baru menjalani kurang dua tahun dari empat tahun kontrak kerja. Ia belum mendapat kepastian manajemen Adam Air menempuh upaya hukum terkait dengan kasus hengkannya Sutan Salahuddin dkk tersebut. "Jika ditempuh upaya hukum, itu suatu yang wajar sekali," ujarnya pemilik 15000 jam terbang ini. Mengenai hilangnya peswat Adam Air, Dody Junary yang sempat berkarir di TNI Angkatan Udara dengan pangkat terakhir letnan satu, menjamin bukan karena adanya kerusakan mesin sebab sebelum terbang dilakukan pengecekan terlebih dahulu. "Setiap pilot harus memenuhi MEL (Minumun Equipment List) sebelum menerbangkan sebuah pesawat. Standar tersebut diterapkan secara ketat di Adam Air," katanya, dan menambahkan, "Setiap pilot juga tidak ingin tidak selamat dalam melakukan penerbangan". Dody Junary yang pernah menjadi Chiep Training Manager Sempati Air, memohon seluruh pihak untuk tidak menyudutkan Adam Air dengan memutarbalikkan fakta, apalagi saat ini Adam Air sedang ditimpa musibah, "Mari membantu Adam Air, minimal memberi informasi berkaitan dengan hilang pesawat Adam Air," ujarnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007