Hari ini di Yunani demokrasi menang
Berlin (ANTARA News) - Sejumlah kalangan seperti Wakil Kanselir Jerman Sigmar Gabriel mengungkapkan kekecewaannya terhadap hasil referendum bailout Yunani yang memastikan mayoritas rakyat Yunani menolak bailout utang mereka oleh kreditor asing yang memaksa mengenakan syarat-syarat penghematan ketat, sedangkan beberapa kalangan justru menyambut kemenangan rakyat Yunani itu, antara lain Partai Podemos Spanyol.
"Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras telah merusak jembatan antara Yunani dan Eropa. Negosiasi baru menjadi sulit untuk dilukiskan setelah hasil 'tidak' pada referendum Yunani," kata Sigmar Gabriel.
"Tsipras dan pemerintahannya telah menuliskan jalan 'penolakan dan keputusasaan pahit' Yunani," kata Gabriel kepada koran Tagesspiegel.
Dia melanjutkan, "Tsirpas telah merusak jembatan terakhir dalam mana Eropa dan Yunani dapat menyeberang guna mencapai kompromi. Dengan mengatakan 'tidak' kepada syarat-syarat zona euro, negosiasi untuk miliaran uero dalam program bailout akan sulit dibayangkan."
Sebaliknya pemimpin partai kiri Podemos di Spanyol, Pablo Iglesias, yang menjadi sekutu Tsipras, menyatakan hasil referendum itu sebagai kemenangan demokrasi.
"Hari ini di Yunani demokrasi menang," kata Pablo Iglesias lewat posting Twitternya.
Rafael Mayoral yang juga pembesar Podemos dan tengah berada di Yunani untuk memantau referendum berkata, "Kebahagiaan membuncah di langit di markas besar (partai sayap kiri Yunani) Syriza."
Sedangkan Perdana Menteri Spanyol dari kubu konservatif Mariano Rajoy yang sempat mendesak rakyat Yunani menerima syarat-syarat bailout, menyerukan pertemuan darurat pada komite hubungan ekonomi Spanyol, Senin ini.
Pemerintahan konservatif Spanyol mengkhawatirkan dampak referendum kiri Yunani, mengingat Spanyol sendiri menghadapi masalah ekonomi akibat utang.
Tahun lalu negeri ini tumbuh 1,4 persen atau pertama kali tumbuh sejak ekonomi menurun pada 2008 sehingga membuat jutaan menganggur.
Kini angka pengangguran di Spanyol mencapai 23,78 persen pada triwulan pertama atau kedua terburuk di zona euro setelah Yunani yang mencapai 25,6 persen pada Maret lalu.
Wali kota Madrid Manuela Carmena yang berasal dari kubu kiri dan bulan lalu mendukung platform anti penghematan ketat dari Podemos, memposting pesan kepada Yunani, "Tak ada seorang pun yang percaya demokrasi bisa melawan hasil referendum. Marilah kita memerintah sambil mendengarkan."
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015