Santiago (ANTARA News) - Prospek memimpin negaranya merengkuh juara turnamen besar pertama dalam 22 tahun terakhir tengah menyelimuti Lionel Messi manakala Argentina bertemu Chile di Santiago Minggu pagi WIB lusa pada final Copa America yang disebut juga pertemuan antara dua generasi emas.

Turnamen sepak bola Amerika Selatan selama tiga pekan itu mencapai klimaksnya di Estadio Nacional pada final impian yang mempertemukan sang favorit juara dengan tuan rumah.

Messi mengomandani tim bertabur bintang Argentina untuk menuliskan bagian mereka sendiri dalam sejarah dengan menjuarai sebuah turnamen internasional sejak 1993, 12 bulan setelah kekalahan menyakitkan dari Jerman pada final Piala Dunia tahun lalu.

Sementara itu Chile harap-harap cemas untuk bisa mengakhiri 99 tahun tanpa pernah menjuarai Piala Amerika.

Jika Argentina juara maka akan menjadi musim yang menakjubkan bagi Messi yang kurang dari sebulan lalu menyempurnakan kemenangan trebel bersama Barcelona dengan menjadi juara Liga Champions.

Itu juga akan menghapus frustasi pada diri Messi yang kerap dirundung kecewa pada level internasional (timnas), 10 tahun sejak dia memimpin Argentina menjadi juara Piala Dunia U-20 pada 2005.

"Generasi ini ngebet untuk memenangkan gelar juara bersama tim nasional," kata Messi kepada wartawan menjelang final Piala Amerika.

"Sebagai sebuah tim, kami layak menjuarai sesuatu dan itu akan berarti banyak setelah Piala Dunia tahun lalu di mana kami nyaris saja."

Striker Argentina Sergio Aguero, yang juga tampil dalam Piala Dunia U-20 pada 2007, meyakini kekalahan bukanlah opsi.

"Jika generasi pemain ini tidak menjuarai apa pun kami akan menyesal sepanjang hidup kami," kata bintang Manchester City ini.

Setelah serangkaian penampilan tidak mengesankan pada paruh pertama dan hanya menang adu penalti melawan Kolombia pada perempat final, isyarat menunjukkan Argentina telah mencapai performa terbaik pada waktu yang tepat.

Messi memperagakan penampilan individual yang gemilang saat timnya menghancurkan Paraguay 6-1 Rabu pagi WIB lalu, dengan merancang tiga gol dan mendikte lawan dengan penampilan bak dirijen musik.

Berdiri di jalan yang dilalui Messi adalah tim Chile yang tahu mereka memang tidak pernah memiliki peluang bagus untuk akhirnya mengakhiri penantian lama negerinya akan sebuah trofi juara.

Sejak kalah 1-6 dari Argentina pada Piala Amerika Selatan pada 1916, Chile melalui hampir seabad kegagalan.

Tatkala Argentina akan bergabung dengan Uruguay sebagai tim paling sukses dalam sejarah turnamen ini jika menjadi juara Minggu pagi WIB lusa, dengan 14 trofi juara, Chile masih menantikan piala pertamanya setelah empat kali menjadi runner-up.

Chile juga tidak pernah bisa mengalahkan Argentina pada Copa America dalam 24 kesempatan.

Generasi emas Chile sendiri --yang di dalamnya termasuk Arturo Vidal, Alexis Sanchez dan Claudio Bravo -- yakin pertandingan Minggu pagi WIB adalah momen sekarang atau tidak sama sekali.

"Kelompok pemain ini telah berkembang banyak, ini waktu yang tepat untuk menjuarai sesuatu," kata Vidal yang juga gelandang Juventus belum lama bulan ini.

"Memang ada tekanan namun kami sangat tenang dan tak sabar untuk memperlihatkan kami adalah tim yang kuat."


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015