Surabaya (ANTARA News) - Sonar yang diterima KRI Ajak saat ditugaskan mencari keberadaan pesawat Adam Air semakin memperkuat temuan KRI Fatahilah mengenai adanya sinyal logam di perairan Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. "Tadi malam (Senin, 8/1) sonar KRI Ajak saat melintas di dekat lokasi itu juga memancarkan sinyal adanya logam itu. Sekarang sudah ada lima KRI, tiga Cassa dan satu Nomad untuk mendalami sinyal itu," kata Kadispen Koarmatim, Letkol Laut (KH) Drs Toni Syaiful, kepada ANTARA di Surabaya, Selasa. Sebagaimana diketahui, KRI Fatahillah dari Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) yang ditugaskan mencari pesawat Adam Air, Senin (8/1) sekitar pukul 03.00 WITA dinihari berhasil mengidentifikasi sinyal logam di di kedalaman 1.050 meter di dua mil sebelah utara Tanjung Rengat, Kabupaten Mamuju. "Adanya sinyal yang diterima KRI Ajak semakin memperkuat dugaan kami mengenai adanya benda mencurigakan di dasar laut. Namun logam itu masih misteri, dan apakah itu pesawat Adam Air atau bukan, masih belum bisa dipastikan," katanya. Ia menjelaskan selain KRI Fatahillah dan KRI Ajak, tiga kapal perang lain yang digerakkan untuk mendalami sinyal itu adalah KRI Pulau Rupat dan KRI Pulau Rengat, keduanya dari satuan kapal penyapu ranjau, serta KRI Leuser dari Dishgidros TNI AL yang memiliki kemampuan deteksi pada kedalaman laut 2.000 meter. Selain itu, katanya, satu kapal perang asal Amerika Serikat yang informasinya akan memperkuat pencarian pesawat Adam Air juga akan diarahkan ke lokasi penemuan sinyal logam tersebut. Namun belum diketahui kapan kapal AS itu akan tiba di Indonesia. "Semua kapal-kapal itu, termasuk dari Amerika Serikat, berada di bawah kendali Komandan Lantamal (Pangkalan Utama TNI AL) VI, Makassar, Laksma TNI Gatot Sudijanto," katanya. Ia kembali menegaskan bahwa dugaan sinyal itu mengarah ke posisi pesawat Adam Air karena diperkuat oleh dua nelayan, yakni Burhanudin (37) dan Gusman (15), warga Salo Pompom, Kecamatan Kaluku, Kabupaten Mamuju, yang mengaku melihat pesawat oleng pada 1 Januari 2007. "Keduanya mengaku saat itu sedang memancing dan melihat pesawat melintas dengan ketinggian sekitar 200 meter dan kemudian hilang karena cuaca berkabut. Namun sekali lagi kami tidak bisa memastikan apakah sinyal itu pesawat Adam Air atau bukan. Semuanya perlu pendalaman," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007