Bontang (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kota Bontang, Kalimantan Timur, melakukan inspeksi mendadak di tiga lokasi pasar Ramadhan dan mengambil contoh makanan atau minuman yang dijual pedagang untuk diteliti adanya kemungkinan kandungan zat kimia berbahaya atau bakteri ecoli.
Tiga lokasi yang menjadi sasaran sidak petugas Dinas Kesehatan Kota Bontang, Kamis, masing-masing Pasar Ramadhan di Rawa Indah, Kampung Jawa, dan kawasan perumahan PT Badak LNG.
"Kami mengambil sampel makanan dari beberapa pedagang untuk diteliti di laboratorium. Kami periksa semua unsur kandungan bahan makanan, apakah ada zat kimia berbahaya yang digunakan untuk membuat jajanan itu," kata Kepala Dinkes Kota Bontang Indriati Asad ketika dihubungi di Bontang, Kamis.
Selain jajanan mengandung zat kimia berbahaya, petugas Dinkes Bontang juga mengambil contoh makanan dan minuman yang diduga mengandung bakteri ecoli dan salmonela, karena sangat bahaya jika dikomsumsi masyarakat.
Indriati mengatakan para pedagang yang kedapatan menjual jajanan dengan bahan berbahaya di Pasar Ramadhan akan ditindak dan juga diberikan pemahaman soal kehigienisan makanan.
"Hasil dari pengambilan sample makanan baru akan diketahui setelah dilakukan uji laboratorium. Jika hasilnya positif ada makanan atau minuman yang mengandung zat berbahaya atau bakteri, kami segera memanggil pedagang yang bersangkutan," ujarnya.
Hingga kini, tambah Indriati, Dinkes Bontang belum menemukan atau mendapat laporan dari masyarakat terkait dugaan adanya jajanan Ramadhan yang mengandung zat berbahaya.
Ia mengimbau kepada masyarakat agar lebih jeli dan teliti dalam membeli makanan dan minuman yang banyak dijual pedagang dadakan saat Ramadhan ini, terutama dengan memerhatikan warna dan tekstur makanan.
"Makanan yang menggunakan zat pewarna berbahaya biasanya berwarna lebih terang atau mencolok, karena bahan tambahan yang digunakan merupakan pewarna untuk tekstil. Sedangkan untuk jajanan yang mengandung formalin atau boraks, teksturnya lebih kental dan lentur," jelas Indriati.
Pewarta: Arumanto
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015