Lhokseumawe, Aceh (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Blang Bintang Banda Aceh menyatakan, ada 11 hot spot (titik api) yang terpantau di wilayah Aceh, sebagai akibat menyusul kenaikan suhu udara yang mencapai 36,4 derajat celsius.
Prakirawan BMKG Blang Bintang Nasrul kepada wartawan di Lhokseumawe, Kamis mengatakan, titik api tersebut tersebar di beberapa wilayah Aceh.
Masing-masing daerah yang terpantau titik api adalah di Kabupaten Pidie dua titik, Aceh Jaya (4), Aceh Singkil (2), Nagan Raya ada tiga titik. Daerah-daerah tersebut sangat berpotensi terjadinya kebakaran lahan.
"Terhitung sejak tanggal 1 Juli, titik api di Aceh mencapai 22 titik, hari ini titik api mulai menurun menjadi 11 titik, berkurangnya titik api tersebut diakibatkan karena menurunnya suhu udara disaat malam hari," ujar Nasrul.
Menurutnya, berdasarkan indeks api diperkirakan untuk di wilayah Kabupaten Bireun, Aceh Utara dan Aceh Utara sangat mudah terjadi kebakaran, selain itu kalau ditinjau dari unsur-unsur cuaca, suhu udara di daerah tersebut sangat panas dan sifatnya hanya lokal saja.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, BMKG mengimbau untuk tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara pembakaran karena bisa mengakibatkan kebakaran hutan.
Selain itu juga jangan membuang rokok sembarang, banyak lahan-lahan yang masih lebat terbakar akibat membuang puntung rokok sembarangan. Puntung rokok tersebut apabila membakar dahan atau daun-daun yang kering, maka bisa mengakibatkan api yang lebih besar.
"Saat ini kita sudah memasuki musim kemarau dan suhu udaranya sangat panas, maka kita harus saling menjaga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Dengan kondisi yang seperti ini sangat berpotensi terjadinya kebakaran hutan," tutur Nasrul.
Pewarta: Mukhlis
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015