Bekasi (ANTARA News) - Sejumlah orang tua calon siswa di Kota Bekasi, Jawa Barat, beralasan memilih Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) karena ingin anaknya bisa cepat terserap dunia kerja dan hidup secara mandiri.
"Sekarang biaya kuliah sudah sangat mahal, sementara pendidikan di SMK sudah mulai difokuskan pada keahlian khusus siswanya dan lebih cepat kerja," kata salah satu orang tua siswa, Nunung (55) di Bekasi, Kamis.
Dia mengaku menyekolahkan putranya bernama Fajar Denu di SMKN 1 Kota Bekasi sebagai salah satu sekolah favorit di Kota Bekasi.
"Sebelumnya kakaknya Fajar juga sekolah di SMKN 1 Kota Bekasi. Habis lulus langsung dilirik perusahaan dan masih kerja sampai sekarang," katanya.
Hal senada diungkapkan orang tua calon siswa lainnya Indah (40) yang memilih mendaftarkan anaknya melalui jalur lokal karena NEM yang tidak memenuhi syarat.
"NEM anak saya 32. Kalau ikut reguler di SMK 3 Kota Bekasi pasti tidak masuk, makanya mau coba jalur lokal karena rumah saya yang berdekatan dengan sekolah," katanya.
Menurut warga Bintara Jaya, Bekasi Barat itu putranya Miko sengaja disekolahkan di SMK agar cepat terserap dunia kerja.
"Kebetulan mulai 2015 ini di SMKN 3 Kota Bekasi ada jurusan perhotelannya. Anak saya tertarik dengan jurusan itu," katanya.
Sementara itu, Kepala SMKN 1 Kota Bekasi I Made Supriatna mengakui minat masyarakat terhadap SMK di wilayah setempat saat ini cenderung terus meningkat setiap tahunnya.
Menurut dia, pihaknya menyediakan kuota calon siswa baru di SMKN 1 Bekasi sebanyak 540 orang siswa pada angkatan 2015.
Jumlah itu terbagi atas jalur reguler sebanyak 485 siswa dan jalur lokal sebanyak 54 siswa.
"Saat ini kami sedang membuka penerimaan tahap kedua jalur lokal pada 3-4 Juli 2015," katanya.
Kuota lokal tersebut merupakan langkah antisipasi jika ada calon siswa yang sudah melakukan registrasi melalui jalur reguler namun tidak mendaftar ulang.
"Untuk NEM tertinggi yang mendaftar di SMKN 1 Kota Bekasi 37,7 untuk jurusan akuntansi," katanya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015