Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengharapkan pembenahan organisasi Badan Intelijen Negara (BIN) setelah ada pimpinan yang baru.
"Ini adalah petunjuk awal saya sebagai calon Kabin, beliau memantau bahwa kami berdua calon kabin dan panglima TNI sudah lolos di fit and proper DPR," kata Calon Kepala BIN Sutiyoso usia diterima Presiden di Kompleks Istana Presiden Jakarta, Kamis.
Sutiyoso yang baru saja menjalani uji kelayakan dan kepatutan di DPR RI beberapa hari lalu mengatakan Presiden Joko Widodo memintanya untuk bisa melakukan pembenahan organisasi menghadapi tantangan saat ini dan masa mendatang.
"Pertama saya diberi tugas untuk membenahi BIN yang ada sekarang, baik menyangkut masalah struktur organisasi, apakah itu sudah cukup menjawab tantangan jaman karena BIN itu sangat luas," katanya.
Mantan Pangdam Jaya dan Gubernur DKI itu mengatakan dengan ruang lingkup kerja yang ada maka dibutuhkan 5.000 orang.
"Saat ini ada 1975 personil, jadi kita akan rekrut 1000 orang dengan kualifikasi dari berbagai disiplin ilmu," katanya.
Ditambahkannya, "Masalah personel apakah kualitas personel sudah sesuai dengan pembidangan nah pastinya kita akan menyekolahkan mereka lagi ada yang kami targetkan sampai pasca sarjana."
Hal lain yang menjadi perhatian Presiden adalah terkait kelengkapan dan penggunaan teknologi informasi yang dimiliki BIN saat ini.
"Penggunaan IT, teknologi komunikasi yang sudah sangat canggih kalau kita tidak punya alat yang super canggih kita akan jebol terus, disadap termasuk pengalaman kita yang lalu, komunikasi presiden dan pejabat tinggi negara disadap, dan ini bisa kita proteksi, komunikasi pejabat tinggi kita," katanya.
Presiden juga memberikan perhatian pada potensi ancaman terorisme dan meminta BIN untuk terus mengantisipasinya.
"Beliau juga concern terhadap maraknya aksi terorisme, baru-baru ini kan ada di Paris, Kenya, Turki, itu kita harus waspada agar hal ini tidak terjadi di tempat kita," katanya.
Pewarta: Panca Hari Prabowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015