Bujumbura (ANTARA News) - Lima orang --empat penyerang dan satu polisi-- tewas dalam pertempuran yang terjadi pada Rabu (1/7) di Mutakura di Permukiman Cibitoke di Ibu Kota Burundi, Bujumbura, kata juru bicara polisi negeri itu kepada Xinhua.
"Empat penyerang dan satu polisi tewas selama pertempuran antara petugas polisi dan penyerang di Mutakura di Permukiman Cibitoke. Selama bentrokan tersebut, 10 penyerang cedera, banyak di antara luka parah," kata Juru Bicara Polisi Nasional Burundi Pierre Nkurikiye, sebagaimana dikutip Xinhua, Kamis pagi.
Ia mengatakan operasi itu dimulai sekitar pukul 09.00 waktu setempat (14.00 WIB) dan menambahkan 25 penyerang ditangkap selama operasi tersebut.
Nkurikiya menyatakan beberapa senjata termasuk tiga senjata berbagai jenis, tiga bom mortir, tiga granat dan amunisi disita dari para penyerang.
Kerusuhan meningkat setelah pemilihan anggota Dewan Legislatif pada Senin (29/6) dan pemungutan suara yang diboikot oleh oposisi.
Cibitoke adalah salah satu dari empat permukiman di Ibu Kota Burundi, tempat protes terhadap upaya Presiden Pierre Nkurunziza untuk meraih masa jabatan ketiga berlangsung pada 26 April, sehari setelah partai yang berkuasa di Burundi mengajukan Nkurunziza sebagai calonnya dalam pemilihan presiden.
Nkurunziza telah memangku jabatan untuk dua masa sejak 2005, dan banyak pihak memperingatkan upaya untuk memperoleh masa jabatan ketiga bertentangan dengan undang-undang dasar dan bertolak-belakang dengan semangat Kesepakatan Perujuan dan Perdamaian Arusha 2000 bagi Burundi --yang mengakhiri satu dasawarsa perang saudara di negeri tersebut.
Burundi dijadwalkan menyelenggarakan pemilihan presiden pada 15 Juli dan pemilihan anggota Senat pada 24 Juli.
Sejak kerusuhan pra-pemilihan umum di Burundi, hampir 144.000 pengungsi telah meninggalkan negara tersebut, kebanyakan ke negara tetangga --Tanzania serta Rwanda.
Sejauh ini, hampir 144.000 orang Burundi telah terdaftar sebagai pengungsi di negara tetangganya sejak kerusuhan politik di negeri itu meletus pada awal April. Namun, banyak pengungsi lagi diduga telah menyelamatkan diri dari negeri tersebut, tapi tidak mendaftarkan diri.
(Uu.C003)
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015