Palembang (ANTARA News) - Pengurangan penggunaan kertas dalam berbagai kegiatan belajar dan mengajar di Universitas Sriwijaya pada 2015 diperkirakan akan berhemat hingga Rp1,5 miliar.
Rektor Unsri Anis Saggaff di Palembang, Rabu, mengatakan, upaya ini terus didorong mengingat baru fokus dilakukan pada tahun ini.
"Targetnya memang bisa berhemat Rp1,5 miliar tapi belum tahu juga karena baru dimulai tahun ini. Mungkin pada 2016, baru bisa benar-benar sepenuhnya," kata Anis.
Ia mengemukakan, upaya ini belum bisa dilakukan 100 persen lantaran Unsri masih terkendala infastruktur akses internet berkecepatan tinggi.
Sementara untuk menjalankan program paperless membutuhkan dukungan layanan internet karena akan memanfatkan surat elektronik, hingga layanan ujian secara online.
Akses internet ini, Unsri menargetkan mencapai kecepatan hingga empat "gigabyte" pada 2016, karena saat ini baru terpasang satu "gigabyte".
"Idealnya, untuk universitas berkelas dunia harus memiliki akses internet mencapai 42 gigabyte, artinya masih banyak kurangnya. Jadi perlu suatu percepatan dan ini konsekuensinya dana. Untuk itu sangat membutuhkan dukungan senat," kata dia.
Selain siap menjalankan program paperless, Anis yang terpilih sebagai rektor Unsri pada rapat senat terbuka, 29 Juni 2015, juga berkeinginan mewujudkan perpustakaan digital untuk mencapai target universitas berkelas dunia.
"Beragam program ini untuk mendorong Unsri benar-benar menjadi universitas berstandar dunia, mulai dari jumlah guru besar akan ditingkatkan hingga menghidupkan riset di kampus," kata dia.
Prof Dr Anis Saggaff MSCE terpilih menjadi Rektor Universitas Sriwijaya masa jabatan 2015-2019 setelah mengumpulkan 89 suara disusul Prof Amzulian Rifai (Fakultas Hukum) dengan 32 suara, dan Prof Slamet Widodo (Fakultas Ilmu Sosial dan Politik) dengan 22 suara.
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015