Kami serahkan semua pada Allah. Kami berharap, anak kami dalam kondisi baik."

Kulon Progo (ANTARA News) - Keluarga Kopda Erie Ageng penumpang pesawat Hercules A1310 milik TNI AU yang jatuh di Medan, Sumatra Utara, Selasa siang, mengaku pasrah.

Kopda Erie Ageng merupakan putra daerah Pengasih, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ayah Kopda Erie Ageng, Mujiyono di Kulon Progo, Rabu, mengatakan Erie merupakan anak kelima dari lima bersaudara dan ibunya telah meninggal dunia.

"Kami serahkan semua pada Allah. Kami berharap, anak kami dalam kondisi baik," kata Mujiyono.

Ia mengatakan pertemuan dengan Erie terakhir enam bulan yang lalu di Mabes Jakarta. Erie pernah mengutarakan ingin, menyekolahkan anak nya di Yogyakarta (Kulon Progo). Namun ternyata Erie lebih dulu pergi. Gugur dalam perjalanan menuju tempat tugas.

Mujiono tampak tegar dengan kenyataan ini, dan pasrah atas kejadian ini. Dari pertemuan Selasa (30/6) belum dapat dipastikan apakah jenazah Erie akan dimakamkan di Pengasih atau di Pekanbaru tempat asal Istri Almarhum Erie.

"Erie sendiri meninggalkan satu putra," kata dia.

Tampak foto Erie terahir sebelum tinggal landas. Dalam status telepon genggamnya tertulis dengan nama Aidit Eria AU_462. Dengan nomor PIN 7ECEABA9. Pada Selasa, 11.09 WIB dengan status "goooo....batam". Dalam status Erie, ia mengunakan seragam PDL lengkap bersenjata laras panjang dengan latar pesawat Hercules.

Pesawat yang dipiloti oleh Kapten Pnb Shandy Permana (AAU 2005) itu melaksanakan take off dari Lanud Soewondo Medan, pada 11.48 WIB menuju Lanud Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, dengan misi melaksanakan Penerbangan Angkutan Udara Militer (PAUM).

Sebelumnya, Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud Roesmin Nurjadin Kapten Sus Rizwar di Pekanbaru, menjelaskan ada 10 personel Paskhas itu adalah Sertu Irianto Sili, Serda Sugianto, Kopda Sarianto, Kopda Mujiman, Kopda Endria W, Kopda Erie Ageng, Pratu Sepri Doni, Pratu Warsianto, Pratu Rudi Hariono, dan Pratu Hardianto Wibowo.

Dalam keteranganya, Rizwar menyebutkan pesawat nahas itu difungsikan untuk mengantar logistik rutin dengan rute Jakarta-Pekanbaru-Dumai-Medan-Tanjung Pinang-Ranai, dan Pontianak.

Pewarta: Sutarmi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015