Sebentar lagi akan memasuki pasar internasional, maka kompetensi kerja individu bisa jadi akan berhadapan langsung dengan lulusan-lulusan terbaik di negara masing-masing,"
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat pendidikan dari Putera Sampoerna Foundation, Nenny Soemawinata mengatakan, bahwa pendidikan Indonesia harus berani memulai menuju pada tingkat internasional.
"Untuk mengejar ketertinggalan, kita harus meningkatkan kompetensi yang setingkat dengan internasional," kata Nenny, di Jakarta, Selasa sore.
Ia menjelaskan, paling tidak pada tingkatan universitas kompetensinya sudah memasuki standar internasional.
Tingkatan internasional yang dia maksud adalah, mulai dari disiplin ilmu, penguasaan bahasa, materi pengajar serta daya saing yang mulai diperhitungkan.
"Sebentar lagi akan memasuki pasar internasional, maka kompetensi kerja individu bisa jadi akan berhadapan langsung dengan lulusan-lulusan terbaik di negara masing-masing," kata Nenny.
Pada Desember 2015 Indonesia akan memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan persaingan tersebut akan menyebabkan banyak kompetisi dalam dunia kerja dan usaha.
Ketika tingkat pendidikan Indonesia bisa memasuki kategori internasional, maka akan lebih mudah bagi individu untuk bersaing dengan lulusan dari luar negeri.
"Setiap tahunnya sekitar 42 ribu lulusan teknik. Yang dibutuhkan sekitar 175 ribu dari berbagai kategori, maka kesempatan bersaing dengan lulusan negara lain akan lebih besar," katanya.
Saat ini berbagai program telah dicanangkan oleh Sampoerna untuk membantu pendidikan Indonesia, diantaranya mempersiapkan sekitar 1000 anak didik bertaraf internasional.
Ia berharap semangat belajar dari masyarakat Indonesia tetap besar untuk membawa kompetensi individu menjadi lebih baik, mengingat kemampuan Indonesia secara individu tidak kalah dengan negara-negara tetangga.
Pewarta: Afut Syafril
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015