Kami harus melihat dan mendengar apa yang dikeluhkan industri mamin, bahwa mereka saat ini kekurangan salah satu bahan baku yaitu gula rafinasi yang bahan bakunya raw sugar. Tentu kami berharap jangan sampai industri mamin kekurangan bahan baku,"

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Saleh Husin merekomendasikan impor bahan baku gula rafinasi untuk industri atau "raw sugar" agar segera bisa dilakukan untuk mengamankan produksi industri makanan dan minuman.

"Kami harus melihat dan mendengar apa yang dikeluhkan industri mamin, bahwa mereka saat ini kekurangan salah satu bahan baku yaitu gula rafinasi yang bahan bakunya raw sugar. Tentu kami berharap jangan sampai industri mamin kekurangan bahan baku," kata Menperin di Jakarta, Selasa.


Menurutnya, Kemenperin telah merekomendasikan impor "raw sugar", yang memang belum bisa diproduksi di dalam negeri, sejak Maret 2015 untuk memenuhi kebutuhan industri mamin selama Juli hingga September 2015.


"Waktu itu baru dikeluarkan 60 persen, kami berharap sisa 40 persen itu bisa dikeluarkan sebelum industri kekurangan bahan baku gula rafinasi," ujar Menperin.


Untuk itu, tambah Menperin, pihaknya akan akan berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan untuk dapat memenuhi apa yang menjadi kebutuhan industri mamin tersebut.


Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indoneisa Adhi Lukman mengatakan, industri mengkhawatirkan pasokan gula untuk produksi pasca-lebaran.


"Stok sampai lebaran cukup, kami khawatir justru setelah lebaran. Kami harap impor raw sugar sudah diproses sekarang-sekarang ini," kata Adhi.


Menurutnya, membutuhkan waktu 45 hari untuk impor "raw sugar' setelah izin kuotanya dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan.


Adhi menambahkan, kebutuhan gula rafinasi pada Juli-September mencapai 800 ribu ton, sehingga diharapkan kuota yang dikeluarkan Kemendag mampu mencakup kebutuhan tersebut.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015