Modernisasi alutsista memerlukan dana dan anggaran yang sangat besar."

Jakarta (ANTARA News) - Pengamat militer dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Mochmmad Nurhasyim menilai, kondisi alat utama sistem persenjataan (alutsista) Indonesia, terutama yang bertugas memobilisasi TNI sangat memprihatinkan.

"Bukan lagi mengawatirkan, tetapi memprihatinkan. Alutsista untuk mobilisasi kita, seperti pesawat Hercules dan lain-lain, hanya 30 persen yang bisa berfungsi. Itu pun sudah kedaluwarsa," kata Mochammad Nurhasyim dihubungi di Jakarta, Selasa.

Nurhasyim mengatakan, modernisasi alutsista mendesak untuk dipercepat. Apalagi, program modernisasi alutsista TNI sudah berjalan selama lebih dari 10 tahun sejak 2004.

Ia menyatakan, terdapat beberapa hambatan yang memperlambat modernisasi alutsista TNI. Beberapa diantaranya adalah keterbatasan anggaran dan kebijakan yang berbeda antarrezim.

"Modernisasi alutsista memerlukan dana dan anggaran yang sangat besar. Permasalahannya, dalam setiap APBN kita, anggaran untuk TNI selalu berada di urutan keempat atau kelima. Itu pun harus dibagi Kementerian Pertahanan dengan tiga angkatan," ujarnya.

Terkait perbedaan kebijakan antarrezim, Nurhasyim menilai, pada dasarnya setiap presiden yang menjabat telah memiliki keinginan untuk melakukan modernisasi TNI hanya saja modernisasi memang perlu dilakukan secara bertahap.

"Sebagian alutsista seperti untuk pesawat tempur memang sudah diperbaiki dan dimodifikasi sehingga lebih modern. Namun, alutsista untuk mobilisasi yang masih memprihatinkan," katanya.

Pesawat Hercules dengan nomor ekor A-1310 jatuh di Jalan Jamin Ginting Medan, dekat Lapangan Udara (Lanud) Soewondo eks Bandara Polonia Medan pada Selasa sekitar pukul 11.00 WIB.

Pesawat tersebut jatuh di sebuah kompleks perumahan yang sedang dalam pembangunan di Kelurahan Mangga, Kecamatan Medan Tuntungan.

Kejadian tersebut menyebabkan sebagian rumah yang sedang dibangun di wilayah tersebut terbakar. Belum diketahui apakah ada korban tewas dalam kejadian tersebut. Sejumlah prajurit TNI dilaporkan sedang melakukan evakuasi.

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015