Mogadishu (ANTARA News) - Pertempuran sengit berkecamuk Ahad di ibukota Somalia, Mogadishu, sesudah beberapa pria bersenjata menyerang satu kamp yang menampung tentara Ethiopia, beberapa jam setelah tentara pemerintah menyatakan telah menguasai wilayah terpencil di bagian selatan negeri itu. "Sekitar pukul 20:00 (Senin, 00:00 WIB), kami mendengar suara ledakan keras setelah beberapa pria tak dikenal yang bersenjata menyerang satu kamp tempat pasukan Ethiopia dan Somalia berpangkalan," kata Abdul Aziz Mohamed Gure, seorang warga di Mogadishu. "Dan beberapa menit kemudian, suara baku-tembak sengit mulai terdengar dan berlangsung selama sekitar 10 menit," katanya. Seorang warga lain Abdi Mohamed mengatakan pertempuran itu dipicu oleh satu ledakan granat. Sebelumnya, Komandan Abdulrasaq Afgebub mengatakan pasukan pemerintah dan Ethiopia menguasai Ras Kamboni, daerah bersemak yang berbatasan dengan Kenya. Petempur Islam telah mundur ke daerah tersebut setelah meninggalkan kubu utama terakhir mereka di Kismayo, sekitar 500 kilometer di sebelah selatan ibukota Somalia itu. Di Somalia tengah, tentara pemerintah menewaskan satu orang setelah melepaskan tembakan ke arah pengunjuk-rasa yang memprotes keputusan pasukan Ethiopia untuk menangkap seorang perwira polisi setelah ia membebaskan seorang pemimpin kubu Islam. "Misi telah terlaksana," kata Afgebub. "Pasukan pemerintah telah menguasai Ras Kamboni dan daerah lain di zona tersebut, tempat petempur Islam berpangkalan dalam empat hari terakhir," katanya. "Pasukan kami, yang disertai oleh teman-teman dari Ethiopia telah sepenuhnya menindas sisa petempur Islam di daerah perbatasan," katanya. Tetapi pasukan gabungan itu, katanya, "masih memburu sebagian dari mereka yang bersembunyi di hutan daerah perbatasan dan kami akan menangkap mereka". "Tak ada kekuatan yang tersisa" bagi petempur Islam, kata Afgebub. Ia menggunakan istilah yang digunakan oleh Ethiopia, yang membenarkan perang kilatnya di Somalia dengan alasan Uni Pengadilan Agama Islam "merupakan ancaman bagi wilayahnya" sementara Washington menuduh pemimpin milisi tersebut "memiliki hubungan dengan Al-Qaeda". Petempur Islam dipaksa meninggalkan kubu mereka di bagian selatan dan tengah Somalia ketika pasukan gabungan Ethiopia-Somalia melancarkan serangan gencar dalam pertempuran 10 hari yang meletus 20 Desember. Petempur Islam telah berikrar akan melancarkan perang gerilya guna merusak kestabilan pemerintah yang lemah dan pendukung Ethiopia-nya, tapi tak ada pemimpin kubu Islam yang dapat dihubungi Ahad untuk diminta komentar mengenai pernyataan paling akhir pemerintah itu. Kehadiran tentara Ethiopia di Mogadishu telah menyulut protes di jalan tapi suasana relatif tenang Sabtu, sehari setelah seorang remaja laki-laki tewas dalam demonstrasi untuk mencela keberadaan mereka dan upaya perlucutan senjata yang sekarang ditangguhkan. Satu orang tewas Di Beledweyne, sekitar 300 meter di sebelah utara Mogadishu, pasukan Somalia menewaskan satu orang dan melukai tiga orang lagi sewaktu terjadi demonstrasi untuk memprotes penangkapan oleh pasukan pasukan Ethiopia atas seorang pejabat polisi yang membebaskan pemimpin Islam Sheikh Farah Moalim dari penjara. "Pasukan pemerintah melepaskan tembakan untuk membubarkan massa dan melepaskan serta menembak satu orang. Ia meninggal di rumah sakit," kata Osman Adan Ares, seorang warga Beledweyne. Sabtu malam, beberapa pria bersenjata menyerang dan menewaskan seorang anggota gerakan Islam, sementara tiga perempuan cedera dalam kejadian terpisah setelah beberapa penyerang melemparkan granat ke dalam rumah mereka. Mogadishu telah menghadapi kerusuhan yang meningkat sejak kedatangan pasukan pemerintah Somalia dukungan Ethiopia. Tentara tersebut memaksa petempur Islam dari ibukota itu, yang telah mereka rebut dari gembong perang pada Juni. Kubu Islam kemudian memberlakukan peraturan guna memelihara ketenangan dan keamanan dengan menerapkan Hukum Syari`ah ketat. Di Nairobi, Kenya, Wakil Menteri Luar Negeri AS Urusan Afrika Jendayi Frazer mengadakan pembicaraan dengan Ketua Parlemen Somalia Sherif Hassan Sheikh Aden, yang membuat gusar pemerintah karena mengusahakan perundingan dengan kubu Islam setelah pembicaraan perdamaian ambruk November lalu, demikian AFP.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007