Essid mengatakan pemuda berusia 23 tahun yang melancarkan serangan kaum militan terburuk dalam sejarah Tunisia itu juga telah menerima ajaran ideologis dari sebuah masjid.
"Saya kira dia terutama telah teradikalisasi secara online," kata Essid kepada CNN mengenai pemuda radikal berstatus mahasiswa dan bernama Seifeddine Rezgui itu.
Ketika ditanya apakah Rezgui teradikalisasi di kampusnya, Essid menjawab, "Kami belum bisa menyimpulkan hal itu untuk saat ini, tapi ada informasi bahwa dia anggota sebuah organisasi, dan dia amat sangat dekat dengan sebuah masjid yang mengajarkan pelatihan ideologis".
Essid belum mengetahui apakah Rezgui pernah pergi ke Libya yang tengah diamuk perang dan menjadi tujuan populer para militan yang mendaftar menjadi anggota ISIS.
"Sirkulasi antara Tunisia dan Libya bisa diatasi lewat cara-cara yang tidak biasa," kata dia sembari mengatakan Rezgui tidak pernah menggunakan paspornya untuk bepergian.
Essid mengatakan situasi di Libya yang berbatasan dengan Tunisia telah berdampak buruk pada negaranya dan mendesak komunitas internasional untuk mencari solusi di Libya.
"Orang-orang dilatih (oleh para militan ekstremis di Libya) dan mereka kembali ke Tunisia," kata dia.
Essid bersumpah bahwa langkah pemerintah Tunisia terhadap serangan teror akan menghormati hukum dan lembaga negara itu, demikian AFP.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015