Jakarta (ANTARA News) - Aktor laga Yayan Ruhian ditantang berperan sebagai ahli bela diri berkedok otaku bernama Kyoken dalam film Jepang "Yakuza Apocalyse: The Great War of the Underworld" besutan Takashi Miike. Demi mendalami perannya, pria Tasikmalaya ini pun mengunjungi Akihabara yang dikenal sebagai surga otaku karena menjadi pusat perbelanjaan anime maupun manga.

"Otaku itu karakter yang culun dan lugu... Di Indonesia memerankan orang culun gampang karena bisa terbayang, bagaimana dengan di Jepang?" ujar Yayan sebelum pemutaran "Yakuza Apocalypse" di Jakarta, Senin malam.

Dua kali berkunjung ke Akihabara, pelatih Perguruan Silat Tenaga Dasar itu mengamati gerak-gerik dan penampilan para otaku agar dapat menyuguhkan akting yang meyakinkan.

Penampilannya yang sangar sebagai Mad Dog di "The Raid: Redemption" berubah total menjadi Kyoken yang culun dan tidak modis lengkap dengan ransel berisi belanjaan poster anime serta pernak-pernik bergambar budaya populer Jepang.

Namun, Kyoken bukan otaku biasa. Keluguannya hanyalah kedok di balik kemampuan bela diri yang luar biasa untuk berkelahi dengan para yakuza.

"Kyoken itu jelmaan dua karakter, otaku dan yakuza. Dari awal saya tertarik dengan dua karakter itu, ternyata digabung. Saya senang karena karakter-karakter itu berlawanan," ujar koreografer "Merantau".

"Yakuza Apocalypse" berkisah tentang mafia Jepang bernama Kageyama (Hayato Ichihara) yang ingin membalas dendam karena sang pemimpin, Kamiura (Lily Frankie), dibantai oleh sindikat internasional di depan matanya. Sebelum benar-benar tewas, Kamiura yang ternyata seorang vampir kemudian menurunkan kekuatannya kepada Kageyama. Sang pengikut setia pun menghadapi lawan-lawannya dengan kekuatan baru.

"Yakuza Apocalypse" merupakan film pertama Yayan Ruhian di luar proyek Merantau Film sekaligus film pertamanya di Jepang. Film yang juga tayang di Festival Film Cannes pada Mei silam itu dibintangi jejeran aktor Jepang seperti Hayato Ichihara, Riko Narumi, Lily Franky dan Reiko Takashima.


Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015