"Keterlibatan dalam proyek ini merepresentasikan kemampuan perusahaan sebagai aset bangsa dalam mengerjakan sejumlah proyek di bidang Refinery & Petrochemical yang menjadi kompetensi utama perusahaan, serta akan menambah daftar panjang pengalaman kita dalam penguasaaan EPC terintegrasi untuk bidang pembangunan pabrik amoniak," kata Direktur Utama PT Rekind Firdaus Syahril dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.
Rekind, perusahaan "Engineering, Procurement, Construction" (EPC) nasional dipercaya untuk menjadi kontraktor utama dalam pembangunan proyek amonia Banggai yang berlokasi di Luwuk, Sulawesi Tengah, dengan kapasitas sebesar 2090 Maximum Torelable Period of Disruption (MTPD) dan didukung dengan teknologi "KBR Reforming process Exchanger System" yang pertama kali diterapkan di Indonesia.
"Kami merupakan perusahaan EPC Nasional yang menjadi pionir dalam pembangunan mayoritas pabrik pupuk di tanah air dan wilayah regional," katanya.
Tidak kurang dari 11 buah pabrik pupuk dalam lingkup nasional maupun regional seperti pembangunan pabrik pupuk Sabah Ammonia Urea di Kedah Malaysia (kapasitas produksi amonia 2.100 MTPD, urea synth 3.500 MTPD, urea granul 3.850 MTPD), pembangunan Pabrik Pupuk Pusri 2 B (urea 2.000 ton per hari, ammonia 2.750 ton per) berhasil dibangun oleh Rekind.
Selain mampu mengembangkan kompetensi di bidang kimia, Rekind juga mampu melaksanakan sejumlah proyek lintas industri seperti geothermal dan pembangkit listrik (Kamojang 5 sebesar 1 x 35 MW), lepas pantai migas (proyek EPC 3 dan EPC 5), pengeboran migas pantai (EPC Arun LNG), serta mineral, lingkungan industri dan infrastruktur (pabrik amoniak nitrat, Bontang).
Sebagai aset bangsa dalam industri EPC, Rekind terus meningkatkan rekam jejak dan kesungguhan atas kemampuan berprestasi dalam kompetisi pada industri global.
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015