Sumenep (ANTARA News) - Budayawan nasional D Zawawi Imron menyatakan puasa Ramadhan seharusnya menjadi sarana bagi kaum muslim untuk lebih mencintai Indonesia.
"Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945 yang bertepatan dengan 9 Ramadhan. Jangan lupakan itu," ujarnya dalam ceramah padam pengukuhan Remas Masjid Al Islah, Kecamatan Batang Batang, Sumenep, Jawa Timur, Senin sore.
Dalam konteks itu, kata dia, seluruh warga negara Indonesia, utamanya kaum muslim, seharusnya menjadikan puasa Ramadhan sebagai momen istimewa untuk merayakan kemerdekaan dan selanjutnya lebih mencintai Indonesia.
"Dulu dan bisa saja hingga sekarang, sebagian orang tua kita selalu berdoa khusus bagi seluruh pejuang kemerdekaan Indonesia dan pemimpin Indonesia supaya diberi kemampuan lebih untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada setiap 9 Ramadhan," ucapnya, menambahkan.
Penyair yang dikenal dengan sebutan "Si Celurit Emas" itu menjelaskan, saat ini, warga Indonesia tidak lagi berperang dengan kaum penjajah.
"Oleh karena itu, jadikan Indonesia sebagai tempat untuk mengabdi kepada Allah SWT dengan beramal saleh kepada kepentingan sesama dan bangsa. Berlomba-lombalah berbuat yang lebih baik untuk Indonesia tercinta," paparnya.
Zawawi juga mengemukakan dalam konteks kebangsaan dan kenegaraan, puasa Ramadhan bagi kaum muslim di Indonesia jangan sekadar ujian menahan lapar, dahaga, dan nafsu, melainkan harus menjadi sarana untuk senantiasa belajar lebih mencintai negaranya.
"Semuanya merupakan ibadah kepada Allah SWT. Melalui puasa Ramadhan, kaum muslim harus mampu mengobarkan dan meneguhkan semangat untuk lebih bermanfaat bagi bangsa dan negara sebagai bagian dari mengabdi kepada Allah SWT," ujar pria kelahiran Batang Batang, Sumenep, tersebut.
Penerima penghargaan dari Keluarga Kerajaan Thailand untuk para penulis di kawasan ASEAN pada 2012 itu juga meminta remaja masjid (remas) sebagai bagian dari generasi muda penerus bangsa mampu menjadi pelopor gerakan mencintai Indonesia.
Pewarta: Abd Aziz
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015