Masyarakat diimbau waspada kejahatan seperti itu karena kecenderungannya meningkat menjelang Lebaran...

Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) meminta para pemudik mewaspadai tindak kejahatan dengan menghipnotis yang diprediksi meningkat menjelang Lebaran.

"Masyarakat diimbau waspada kejahatan seperti itu karena kecenderungannya meningkat menjelang Lebaran," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Krishna Murti di Jakarta, Senin.

Krishna mengatakan polisi menangkap pelaku kejahatan yang menghipnotis korbannya dan mengambil uang Rp2 miliar pada April 2015.

Kepala Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Polisi Herry Heryawan menjelaskan anggota sindikat kejahatan itu bernama Aluan alias Eli (59) yang melakukan kejahatan bersama empat pelaku lainnya yakni AH, AC, AW dan CGT.

Ketika itu pelaku kejahatan mendekati korban yang sedang berjalan di sekitar Pasar Pluit Penjaringan, Jakarta Utara, lalu menanyakan alamat tempat pengobatan alternatif buat anaknya.

Pelaku lain juga menanyakan alamat tempat pengobatan alternatif, lalu anggota sindikat lainnya yang menggunakan mobil menyapa dua pelaku yang menanyakan alamat kepada korban.

Selanjutnya, ketiga pelaku itu mengajak korban menumpang mobil untuk mencari alamat pengobatan alternatif itu.

Para pelaku menjelaskan tempat pengobatan alternatif "kungkung" yang sering didatangi masyarakat dan terkenal mujarab.

Pelaku juga mengajak mengumpulkan harta berupa kartu anjungan tunai mandiri (ATM) dan barang berharga lainnya untuk menjalani pengobatan alternatif itu.

Ajakan para pelaku itu membuat korban percaya hingga mengumpulkan perhiasan emas dan uang tunai Rp2 miliar di dalam plastik kresek.

Saat di mobil, para pelaku menukarkan kresek yang berisi uang tunai dan emas milik korban dengan kresek lain.

Pelaku lalu menyuruh korban pulang dan menyimpan kresek yang telah ditukarkan itu ke dalam lemari selama tiga hari agar berubah menjadi uang berlipat ganda.

Setelah tiga hari, korban membuka kresek yang ditukarkan pelaku hanya berisi garam, mie instan dan air mineral.

Korban kemudian melapor ke polisi, yang lantas menangkap pelaku yang berbelanja perhiasan menggunakan kartu ATM korban berdasarkan pengamatan kamera tersembunyi di salah satu toko emas pada Juni 2015.

Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015