Tiga nelayan sudah ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa ..."

Jember (ANTARA News) - Sebanyak tiga orang nelayan meninggal dunia dan satu nelayan masih dinyatakan hilang karena perahunya diterjang ombak tinggi di Perairan Plawangan Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

"Tiga nelayan sudah ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa, dan satu nelayan hingga kini masih belum ditemukan," kata anggotaDPRD Jember yang juga warga Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, Isa Mahdi, Minggu, di Jember.

Perahu yang ditumpangi belasan anak buah kapal dihantam ombak hingga perahu menabrak sebuah karang dan pasir di perairan Plawangan Puger pada Sabtu (27/6).

Empat orang, yakni Rudi, Endin, dan Karmidi warga Desa Grenden, Kecamatan Puger, serta Suyitno warga Kecamatan Balung dinyatakan hilang saat diterjang gelombang tinggi di Plawangan Puger.

"Rudi, Endin, dan Suyitno sudah ditemukan, namun Karmidi hingga kini belum ditemukan," tuturnya.

Menurut dia, ombak menghantam perahu mereka ke karang dan pasir di Plawangan, sehingga perahu tenggelam dan belasan anak buah kapal menceburkan diri ke laut, namun empat orang hilang saat kejadian.

"Empat nelayan menjadi korban keganasan ombak di Plawangan Puger, dan perahu itu dihantam ombak saat hendak pulang dari melaut karena terjadi pendangkalan di sana," katanya.

Sementara Ketua Forum Komunikasi Nelayan Puger, Imam Hambali mengatakan penambahan pemecah ombak (breakwater) dan groin (petak tangkis) yang dibangun pada tahun 2014 menjadi bencana bagi nelayan Puger.

"Para nelayan mendesak pemecah ombak dipotong dan dikembalikan seperti semula, agar tidak ada lagi nyawa nelayan yang menjadi korban keganasan Plawangan Puger," tuturnya.

Ia berharap pendangkalan di kawasan Plawangan segera diatasi, agar tidak lagi terjadi kecelakaan laut yang menelan korban jiwa dan para nelayan bisa tenang untuk melaut.

Groin yang dipermasalahkan nelayan dan pihak Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Jember sudah dibongkar oleh pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, namun pihak berwenang belum menyedot sedimentasi di Plawangan, sehingga masih terjadi pendangkalan di pintu masuk dan keluar perahu nelayan yang hendak melaut.

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015