"...sangat diminati para pembeli sebagai salah satu makanan favorit dalam berbuka puasa," kata Boru Situmorang (37), pedagang mie gomak di pusat jajanan kompleks Masjid Al-Hadhonah Balige, Kabupaten Toba Samosir, Minggu.
Para pedagang mie gomak di pusat kota Balige itu umumnya berjualan dengan membuka lapak-lapak sederhana, mulai dari kedai gerobak hingga tenda besar dan selalu saja ramai pembeli terutama pada sore hari.
Lokasi pinggir jalan Masjid Al-Hadhonah tersebut merupakan salah satu tempat favorit bagi kebanyakan warga untuk menghabiskan waktu sore jelang berbuka puasa, sekalian berbelanja berbagai kebutuhan sehari-hari di pasar tradisional Onan Balerong yang jaraknya hanya beberapa puluh meter saja.
"Berjualan mie gomak sangat cocok dan menguntungkan di lokasi ini. Karena selain ngabuburit, umumnya banyak warga yang sekaligus berbelanja berbagai kebutuhan sehari-hari di pasar Balerong," ujar Boru Situmorang.
Ia menjelaskan, disebut mie gomak karena cara penyajiannya cukup unik, yakni "digomak" (digenggam langsung) menggunakan tangan untuk menyajikannya saat memasukkan ke dalam wadah sebelum dsiram kuah santan yang ditaburi "andaliman" (sejenis bumbu penyedap khas) yang tumbuhnya hanya ada di daerah Tapanuli.
Pedagang lainnya, Hasnah (35) menyebutkan, sejak hari pertama bulan suci Ramadhan, lapak jualan miliknya selalu ramai diserbu oleh pembeli mie gomak untuk dijadikan menu buka puasa dibawa ke rumahnya masing-masing.
Rata-rata bahan mentah mie kuning yang diolahnya menjadi mie gomak dagangannya biasa terjual sebanyak enam kilogram setiap harinya.
Hasnah menjelaskan, cara menyajikan mie gomak tersebut sangat sederhana, cukup hanya dengan merebusnya dengan air panas dan selanjutnya menyiramkan kuah santan dengan bumbu-bumbu khas yang khusus.
Selain itu, kata dia, bahan mentahnya yang terdiri dari mie kuning kering, dengan mudah dapat dibeli pada setiap warung di daerah setempat, sehingga penganan ini cukup populer dan sangat dikenal oleh masyarakat Batak.
"Orang banyak menyebutnya sebagai spaghetti, karena bentuk dan cara penyajiannya yang hampir sama, hanya rasanya yang mungkin berbeda," ujar Hasnah setengah bercanda sambil melayani pembeli yang antri.
Seorang pembeli yang ikut antri menunggu pesanannya, Febrima (28) mengaku, mie gomak yang menjadi menu favorit berbuka itu tidak pernah mereka tinggalkan pada setiap bulan puasa, karena telah menjadi makanan kegemaran keluarganya.
"Mungkin karena sudah terbiasa, jadinya terasa kurang afdol jika berbuka puasa tanpa menikmati mie gomak sebagai hidangan spesial," katanya.
Pewarta: Imran Napitupulu
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015