Ambon (ANTARA News) - Gubernur Maluku Said Assagaff mengatakan masjid tidak hanya tempat pelaksanaan shalat tetapi juga mempunyai fungsi sosial sebagai pusat pemerintahan, pusat persaudaraan, pusat pendidikan, pusat ekonomi dan sebagai simbol persamaan dan kesetaraan umat.
"Masjid mempunyai peran yang sangat sentral dan vital untuk pembangunan peradaban umat, sejak periode Mekkah maupun periode Madinah," kata Gubernur Said, pada Musyawarah Wilayah Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKRMI) Provinsi Maluku, di Ambon, Sabtu.
Menurut dia, fungsi masjid merupakan modal sosial yang sangat strategis untuk ditransformasikan dalam rangka pembangunan umat dan problem bangsa yang fundamental dapat dimaksimalkan melalui fungsi masjid.
Namun, kata Gubernur Said, manajemen pengelolaan masjid secara umum masih bersifat konvesional, apalagi di Maluku belum bisa menjawab fungsi-fungsi masjid sebagai pusat peradaban Islam.
"Sumber daya pengelola masjid belum profesional dan masih kuatnya paradigma dan pemahaman teologi kita yang bersifat elitis-eskatologis dan teosentris yang lebih berorientasi pada aspek-aspek ibadah ritual dan bersifat ukhrawi saja daripada pembangunan peradaban. Padahal setiap doa kita selalu mengharapkan kebahagiaan kehidupan di dunia, baru kebahagiaan di akhirat," katanya.
Karena itu, mempersempit fungsi masjid yang hanya menjadi tempat pelaksanaan ibadah-ibadah mahdha (ritual) juga mendistorsikan peran masjid sebagaimana yang pernah ditunjukan oleh Nabi Muhammad SAW, para sahabat Ar-Rasyidah, daulah Amawiyah, daulah Abbasyiah, daulah Fatimiyah.
"Dalam perkembangan Islam di Indonesia pada periode awal, masjid punya peran yang sangat besar dalam dakwah maupun pembangunan bidang pendidikan, sosial, ekonomi dan pemerintahan," ujar Gubernur Said.
Ia memberi contoh, sistem pendidikan pesantren sebagai salah satu pendidikan Islam yang khas di Indonesia yang merupakan hasil inkulturasi Islam dan budaya lokal juga menjadikan masjid sebagai pusat aktivitas pembelajaran.
"Begitu luasnya peran masjid dan pada masa Rasulullah Saw, para sahabat Ar-Rasyidah, masa daulah Amawiyah dan Abbasyiah, pada setiap masjid itu dibangun Kuttab sebagai pusat pembelajaran khususnya untuk membaca dan menulis," katanya.
Lebih mengesankan lagi dalam proses pembelajaran, tambah Gubernur Said, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat mengundang para guru (mudaris) dari kalangan non Muslim khususnya kelompok Ahlul Kitab untuk menjadi guru (mudarris) bagi orang-orang Muslim.
Pada sisi ini, lanjut Gubernur Said, sebagai pusat peradaban Islam, mesjid juga sangat inklusif dalam melakukan transformasi peradaban. Prinsip saling memberi dan menerima atau tolong menolong dalam kebajikan dengan pelbagai kelompok yang berbeda, menunjukan peradaban yang dibangun melalui masjid sangat egaliter dan kosmopolit.
"Atas dasar itu, BKPRMI Maluku yang mengambil garis dakwah dan perjuangan berbasis masjid, sangat diharapkan perannya untuk memaksimalkan fungsi dan peran masjid," ujarnya.
Karena itu, melalui Muswil ini BKPRMI Maluku perlu merumuskan program-program strategis untuk lebih memaksimalkan fungsi dan peran masjid, karena masjid merupakan salah satu pusat transformasi peradaban yang efektif.
"Saya harap Muswil ini dilaksanakan secara demokratis dan akhlakul karimah. Hindarilah perpecahan, dahulukan kemaslahatan umat dan bangsa. Marilah bersama pemerintah merawat dan mengembangkan Maluku sebagai laboratorium kerukunan umat beragama di Indonesia," pinta Gubernur Said.
Pewarta: Penina Mayaut
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015