Tunis (ANTARA News) - Sebagian besar korban pembunuhan massal di resor pantai Tunisia adalah warga Inggris, kata Perdana Menteri Tunisia Habib Essid, Sabtu.
"Korban terbanyak adalah warga Inggris," katanya dalam jumpa pers, "setelah itu Jerman, kemudian Belgia dan warga negara lain-lain," katanya dengan menambahkan di antara mereka juga terdapat warga Prancis.
PM Tunisia juga mengoreksi pemberitahuan sebelumnya mengenai jumlah korban yang semula disebutkan 39 menjadi 38 orang.
Seorang petugas di kementerian mengatakan kepada AFP, jumlah sebelumnya termasuk menghitung pelaku penembakan di resor pantai terkenal, Port el Kantaoui.
Essid mengatakan, pasukan yang tangguh akan ditugaskan untuk melakukan pengamanan di "tempat-tempat rawan dan tempat yang bisa menjadi sasaran serangan terorisme," setelah serangan pembunuhan massal kedua terhadap Tunisia pada tahun ini.
"Secara khusus dilakukan perencanaan keamanan yang lebih baik di tempat pariwisata dan situs arkeologi antara lain dengan menempatkan tentara pengamanan pariwisata di sepanjang pantai dan hotel-hotel," katanya.
PM juga mengumumkan bahwa kongres nasional anti-terorisme akan diselenggarakan pada September dan hadiah uang akan diberikan kepada siapa saja yang memberi informasi yang dapat mengarah pada penangkapan teroris mana saja.
(Uu.SYS/C/M007/C/F001)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015