Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia mengecam terjadinya beberapa serangan teroris pada Jumat (26/6) di tiga negara, yaitu Kuwait, Tunisia, Prancis, yang menyebabkan banyak korban sipil, demikian disampaikan dalam keterangan pers Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Serangan teroris tersebut terjadi dalam bentuk bom bunuh diri yang menewaskan 13 orang di Kota Kuwait pada saat shalat Jumat. Serangan teroris di Tunisia terjadi di Hotel Riu Imperial Marhaba, di Port El Kantaoui, yang hingga saat ini menewaskan 39 orang turis dan melukai puluhan lainnya.
Sementara serangan teror di Prancis terjadi di pabrik kimia "Air Product", berlokasi di Isere, sekitar 25 kilometer selatan Lyon, yang menewaskan satu orang dan menyebabkan dua orang lainnya luka-luka.
Ketiga serangan teror tersebut telah mengakibatkan total 51 orang korban meninggal dan banyak warga luka-luka.
Pemerintah Indonesia menyampaikan duka cita dan simpati mendalam kepada Pemerintah Kuwait, Tunisia dan Prancis serta para keluarga korban.
"Serangan teror di tiga negara pada hari yang sama ini kembali menunjukan bahwa ancaman teror tidak mengenal batas wilayah," demikian pernyataan dari Kemlu RI.
Pemerintah Indonesia kembali menegaskan dukungan bagi upaya bersama masyarakat internasional untuk memerangi berbagai kelompok gerakan radikal.
Pemerintah Indonesia juga kembali mengingatkan para WNI yang berada di luar negeri untuk terus meningkatkan kewaspadaan, menjaga diri, menghidari tempat-tempat yang dapat menjadi target teror, dan tidak terlibat dengan kelompok-kelompok radikal.
Sesuai informasi yang diterima dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di tiga negara tersebut, sampai saat ini belum ada laporan terkait WNI yang menjadi korban dalam ketiga peristiwa teror tersebut.
Bagi WNI yang membutuhkan bantuan KBRI dapat menghubungi KBRI di Kota Kuwait dengan Fahmi pada nomor telepon +96599693436, KBRI Tunisia dengan Yubil Septian pada nomor telepon +21695992330 atau +21671860377, dan KBRI di Paris dengan Yosep Tutu pada nomor +33 625417845.
Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015