Saya merasa bersyukur kalau kemudian di KUR, TKI mendapat perhatian. Kalau selama ini, jujur saja, pembiayaan bagi TKI banyak yang kena lintah darat, terkena bunga 33 persen flat,"

Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid menyambut baik rencana pemerintah untuk menurunkan tingkat suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR), karena dapat meringankan beban pembiayaan para TKI.

"Saya merasa bersyukur kalau kemudian di KUR, TKI mendapat perhatian. Kalau selama ini, jujur saja, pembiayaan bagi TKI banyak yang kena lintah darat, terkena bunga 33 persen flat," katanya di Jakarta, Jumat.

Nusron mengatakan penurunan tingkat bunga KUR yang berlaku pada 1 Juli 2015 dari sebelumnya 22 persen menjadi 12 persen, bisa mengurangi beban bunga kredit tinggi yang selama ini ditanggung oleh para TKI.

"Dengan adanya 12 persen yang efektif, setara 7 persen flat, itu sudah banyak membantu, karena kita sudah hitung selisihnya beban TKI dengan adanya KUR ini ada selisih sekitar Rp2 juta beban berkurang per TKI," ujarnya.

Nusron menambahkan dari alokasi KUR yang akan disalurkan pemerintah hingga akhir tahun sebesar Rp30 triliun, TKI mendapatkan bagian Rp1 triliun, dan menurut rencana akan dibagikan kepada 75 ribu debitur serta dimanfaatkan untuk biaya pelatihan dan perjalanan.

"Kalau alokasi Rp1 triliun, berarti 75 ribu. Itu sebetulnya kebutuhan kami sekitar 150 ribu, karena penempatan per tahun rata-rata 300 ribu. Berarti nanti masih ada separuh yang tidak kebagian (KUR), tapi tidak apa-apa karena ini masih percontohan," katanya.

Saat ini biaya pelatihan maupun penempatan bagi para TKI di kawasan Asia Timur rata-rata berkisar Rp15 juta, dan bantuan pembiayaan melalui KUR diharapkan bisa mengatasi masalah terkait tiket pesawat dan akomodasi lainnya.

Pemerintah dipastikan menurunkan tingkat suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) mikro dari 22 persen menjadi 12 persen yang berlaku efektif mulai 1 Juli 2015, serta diharapkan bisa membantu pencairan KUR yang difokuskan untuk sektor riil, sektor retail dan TKI senilai Rp30 triliun.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015