Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah berencana mendirikan PT. Pangan Energi Nusantara (PEN) agar di masa mendatang Indonesia bisa swasembada pangan, terutama beras sekaligus memberdayakan perekonomian petani. "Rencana untuk mendirikan PT PEN bertolak dari keinginan untuk meningkatkan ketahanan pangan sekaligus memberdayakan ekonomi petani," ujar Menteri BUMN Sugiarto, kepada pers dalam kunjungannya ke Pabrik Penggilingan Padi milik PT. Jatisari Sri Rejeki yang terbesar di Indonesia yang terdapat di Desa Jatisari, Kabupaten Cikampek, Sabtu. Sudah 65 tahun merdeka, tapi nasib petani tetap saja tidak berubah dan sebaliknya Indonesia malah semakin tergantung pada impor beras dari negara tetangga, seperti Thailand dan Vietnam. Kenyataannya ketahanan pangan di negeri yang terkenal sangat subur tanah masih merupakan masalah besar, katanya. Untuk itulah, maka Bapak Presiden telah memberikan proritas utama untuk meningkatkan produksi beras Indonesia paling tidak sebanyak dua juta ton agar ketergantungan terhadap beras impor bisa dihentikan, ujar Sugiarto. "Kemudian, kami dari beberapa instansi terkait akan berkumpul membahas program dan sistem yang dapat dipakai serta membantu memberdayakan ekonomi petani yang lebih sustainable dalam jangka panjang seperti cara yang sudah lama diterapkan oleh Malaysia dan Thailand," tegasnya. Agar rencana bisa berjalan dengan baik, maka pihak Kementerian BUMN mencoba melibatkan Bulog, Sang Hyang Sri yang bergerak di bidang benih, Pertani yang bergerak dalam alat pertanian, BRI, Industri Pupuk seperti Pusri, Kujang dan Kaltim, Askindo (asuransi) dan Jasa Tirta ikut sebagai stakeholder dan sekaligus shareholder di PT. PEN yang ingin didirikan. "Senin (Jan 8), beberapa kementerian terkait akan membahas rencana ini dalam rangka mencari jalan terbaik," tambahnya. Kegiatan PT PEN bisa berupa pemberian bantuan finansial karena bisa sebagai fasilitator ke Bank maupun teknis dalam memberikan penyuluhan pertanian, bibit yang bermutu serta pupuk kepada petani yang ikut dalam BUMP (Badan Usaha Milik Petani) yang sekaligus anggota PT PEN. Program PT. PEN antara lain mengembangkan satu juta hektar sawah atau setara dengan 100 unit BUMP yang terbesar di seluruh Indonesia dan area yang dipilih adalah persawahan yang beririgasi teknis. Untuk tahun 2007 ini, PT. PEN yang mungkin akan dirikan di bulan Juni berencana untuk mendirikan usaha dengan BUMP di 10 titik dengan perincian tiga titik di Jabar, tiga di Jateng, tiga titik di Jatim dan satu titik di Sulsel. Tiga titik di Jawa Barat antara lain Bekasi, Kerawang, Subang, Indramayu, Cirebon dan Bandung, dan tiga titik di Jawa Tengah mencakup Pati Grobogan, Klaten, Sukoharjo dan tiga titik di Jawa Timur terdiri dari Pasuruan, Probolinggo, Jember, Banyuwangi, Situbondo, Ngawi. Sementara satu titik di Sulawesi Selatan adalah Sidrap dan Pinrang. Apa yang dimaksud dengan titik disini adalah adanya sepuluh BUMP. Dengan adanya BUMP yang menjadi anggota PT. PEN, petani sangat teruntungkan dari segi antara lain benih berlabel, pupuk, pestisida dan alsintan dapat tersedia sesuai dengan kaidah 6 tepat. Petani juga akan mendapat bimbingan teknis dan pembinaan tehnologi budidaya tanaman dan pasca panen, memperoleh kemudahan dalam mendapatkan permodalan usaha tani, mendapatkan nilai tambah yang lebih besar melalui mekanisasi pra dan pasca panen. Berikutnya, ada jaminan pasar dengan harga yang layak dan posisi tawar petani kuat dan akan memiliki saham dalam BUMP. Petani dan kelompok tani juga merupakan bagian dari korporasi dan dengan sendirinya petani akan lebih sejahtern kehidupannya dimasa mendatang. (*)
Copyright © ANTARA 2007