"Saham Ratax rencananya mau kita lepas saja karena perusahaan tersebut sudah tidak pernah menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) ke DKI. Jadi, lebih baik dibubarkan saja," kata Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat.
Sementara itu, menurut Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta Heru Budi Hartono, PT Ratax Armada juga tidak pernah merealisasikan rencananya untuk membeli sebanyak 50 unit armada baru.
"Bahkan, di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan DKI 2015, PT Ratax mengajukan Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) hingga mencapai Rp20 miliar," ujar Heru.
Lebih lanjut, mantan Wali Kota Jakarta Utara itu menuturkan Badan Penanaman Modal dan Promosi (BPMP) DKI telah memberikan surat rekomendasi mengenai penjualan saham PT Ratax Armada.
"BPMP DKI Jakarta sudah memberikan surat rekomendasi perihal penjualan saham milik PT Ratax Armada. Lagi pula, PMP yang telah diajukan perusahaan itu didalam APBD Perubahan tidak kami alokasikan," tutur Heru.
PT Ratax Armada merupakan perusahaan patungan dengan modal dasar dan modal disetor sebesar Rp5,5 miliar. Di perusahaan itu, Pemprov DKI memiliki saham sebanyak 28 persen atau sebesar Rp1,54 miliar. Selebihnya, saham dimiliki oleh mitra swasta, yakni PT Better Teknik Asia.
Penurunan kinerja PT Ratax Armada disebabkan oleh ketatnya persaingan taksi dengan perusahaan yang sudah mapan. Seluruh armada taksi di Ratax juga membutuhkan peremajaan dengan biaya yang tidak sedikit. Maka dari itu, Pemprov DKI berencana menjual sahamnya di perusahaan tersebut.
Pewarta: Cornea Khairany
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015