Pembangunan rel ganda tersebut ditargetkan selesai pada tahun 2016, kata Kepala PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional (PT KAI-Divre) III Sumatera Selatan, Wawan Ariyanto di Palembang, Jumat.
Kadivre III Sumsel, Wawan Ariyanto di dampingi Ka Humas, Jaka Jarkasi menjelaskan, dengan selesainya dibangun rel ganda itu diharapkan kapasitas angkutan menggunakan jasa kereta batu bara rangkaian panjang (babaranjang) dapat ditingkatkan menjadi 26 juta ton per tahun, sedangkan sekarang ini baru sekitar 22 juta ton per tahun.
Pembangunan rel ganda itu tidak hanya untuk meningkatkan kapasitas angkutan batu bara menggunakan kereta babaranjang, tetapi juga yang lebih penting lagi adalah memperlancar arus angkutan kereta api penumpang.
Selama ini kereta api penumpang dari Stasiun Kertapati (Palembang) tujuan Tanjung Karang (Lampung) dan Kertapati tujuan Lubuk Linggau (Sumsel) dan sebaliknya sering mengalami keterlambatan sampai ke tujuan akibat terhalang oleh jalannya kereta babaranjang.
Menurut dia, ada beberapa kereta api penumpang yang sering mengalami keterlambatan sampai ke tujuan tersebut, yakni kereta Limek Sriwijaya dan Kereta Ekspres Rajabasa dari Stasiun Kertapati tujuan Tanjung Karang, serta kereta Sindang Marga dan Serelo dari Stasiun Kertapati tujuan Lubuk Linggau.
Dengan adanya rel ganda, tentunya angkutan batu bara menggunakan kereta babaranjang tidak akan mengganggu perjalanan kereta penumpang, karena sudah ada jalur tersendiri.
Sementara, sekarang ini rel ganda yang sudah hampir selesai dibangun adalah dari Stasiun Prabumulih tujuan Tanjung Enim Kabupaten Muaraenim sepanjang 80 kilometer, katanya.
Asisten Manager Humas PT KAI Divre III Sumsel, Asperen di Palembang, sebelumnya mengatakan pembangunan rel ganda dari Stasiun Prabumulih hingga Tanjung Enim tersebut untuk memperlancar angkutan penumpang lebaran, dimana selama ini terganggu oleh angkutan batu bara atau babaranjang.
Ia berharap, pembangunan rel ganda itu dapat dirampungkan sebelum lebaran, karena sekarang ini sudah selesai mencapai 85 hingga 90 persen dari total panjang 80 km.
Menurut dia, pembangunan rel ganda di Sumsel telah memasuki tahap pengerjaan akhir dan hanya tersisa penyelesaian dari stasiun Gunung Megang hingga stasiun Hujan Mas, selebihnya sekarang ini sudah bisa dilalui kereta api babaranjang, sehingga tidak lagi mengganggu perjalanan kereta angkutan penumpang.
PT KAI sendiri mulai mengalihkan jalur kereta angkutan batu bara yang biasanya menggunakan jalur angkutan penumpang guna mengurai kepadatan lalu lintas kereta, terutama pada saat menjelang angkutan penumpang lebaran dan segera dioptimalkan, katanya.
Pewarta: Muhammad Suparni
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015